Tubuhku, Kontrolku

Tanaya Widi Taneksie
Mahasiswa Universitas Bina Nusantara.
Konten dari Pengguna
31 Januari 2023 15:38 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Tanaya Widi Taneksie tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi perempuan dengan rambut berwarna. Foto: Pixpan_creative/shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi perempuan dengan rambut berwarna. Foto: Pixpan_creative/shutterstock
ADVERTISEMENT
Remaja itu masa-masa perubahan dari anak-anak menjadi dewasa. Perubahan yang dirasakan tidak jarang membuat mereka tidak nyaman dengan diri sendiri.
ADVERTISEMENT
Karena perubahan-perubahan yang dialami, para remaja kerap memperhatikan bentuk tubuh. Mereka selalu berusaha untuk menjaga tubuhnya agar tetap sesuai dengan standar yang secara tidak sengaja dibuatnya sedari kecil, atau yang biasa disebut dengan body image.
Body image itu persepsi atau penilaian seseorang tentang penampilan fisik tubuhnya yang menimbulkan pemikiran dan perasaan dari penilaian tersebut. Sementara body image menurut Muth dan Cash adalah persepsi, perasaan, dan pikiran seseorang tentang tubuhnya, dan biasanya meliputi estimasi ukuran tubuh, evaluasi terhadap tubuh, dan emosi terkait dengan bentuk dan ukuran tubuh (Muth & Cash, 1997).
Jadi, body image itu tidak hanya persepsi kita tentang diri sendiri, tetapi juga persepsi tentang bagaimana orang lain melihat diri kita. Pada dasarnya, body image terbagi atas dua, yaitu body image positif dan body image negatif.
ADVERTISEMENT
Kalau body image positif itu bisa dikatakan sebagai persepsi seseorang yang puas akan tubuh yang dimilikinya. Sebaliknya, body image negatif adalah persepsi seseorang yang tidak puas akan tubuh yang dimilikinya.
Nah, body image negatif itulah yang harus dihindari oleh setiap orang. Soalnya, seseorang dengan body image negatif akan cenderung mengurangi asupan makanan karena mereka tidak puas dengan beberapa bagian tubuhnya. Adanya perubahan hormon yang terjadi, dan itu membuat nafsu makan seseorang dapat bertambah hingga menyebabkan kenaikan berat badan.
Akhirnya, mereka menghindari makanan yang tinggi lemak demi mendapatkan tubuh yang diinginkannya. Beberapa orang bahkan mencoba untuk melakukan diet ekstrem. Sehingga bisa dikatakan bahwa mereka kekurangan asupan gizi, karena menerapkan pola makan atau diet yang salah. Selain kekurangan gizi, body image juga dapat mengganggu kondisi kesehatan mental seseorang.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari laman Hello Sehat, ada beberapa kondisi yang mungkin terjadi akibat dari body image negatif, yaitu depresi, body dysmorphic disorder (BDD), anoreksia nervosa, dan bulimia nervosa.
Karena persepsi dan kenyataan yang berbeda, remaja sulit menerima dirinya, sehingga menyalahkan diri mereka sendiri bahkan membenci dirinya. Perbuatan tersebut yang menimbulkan gangguan kesehatan mental. Remaja dengan body image yang negatif lebih mudah mengalami depresi, gangguan kecemasan, dan kecenderungan pemikiran dan/atau percobaan bunuh diri.
Menurut penelitian gabungan dari Bradley Hospital, Butler Hospital, dan Brown Medical School, remaja yang memiliki body image negatif akan cenderung berpikir untuk melakukan bunuh diri dibandingkan dengan remaja dengan penampilan biasa, bahkan remaja dengan penyakit gangguan kejiwaan lainnya (diambil pada Quamila, 2021).
ADVERTISEMENT
Beberapa remaja menjawab takut, sedih, bahkan tidak percaya diri atau insecure dengan perubahan-perubahan yang terjadi kepada tubuh mereka disaat mereka dalam masa pubertas. Perubahan yang dialami saat pubertas adalah perubahan yang alami dan wajar dialami oleh semua orang.
Sumber: Canva
Pendapat kita tentang diri sendiri merupakan hal yang penting. Kalau kita senang dan puas dengan apa yang kita miliki sekarang, maka kita akan lebih bahagia.Jika kita merasa puas dengan tubuh kita, maka akan semakin bahagia kita menjalankan hidup.
Apabila body image negatif, maka dapat diartikan seseorang belum bisa menerima dirinya sendiri. Beberapa cara atau tips untuk meningkatkan kepercayaan diri agar mengubah body image menjadi positif di antaranya, yaitu berusaha untuk menerima diri sendiri, mengubah pola pikir agar lebih bersyukur, memperbaiki diri, dan mencintai diri sendiri apa adanya.
ADVERTISEMENT
Jadi, jalan terbaik untuk mengubah pola pikir mengenai tubuh yang dimiliki diri sendiri baik orang lain adalah dengan menerima diri kita sendiri. Tidak ada yang salah dengan perubahan yang terjadi, semua hal itu adalah hal yang normal. Maka, mari belajar untuk mencintai diri kita sendiri.
Jangan hanya mengikuti tren atau standar yang tercipta di masyarakat. Tidak akan ada habisnya jika mau mengikuti tren dan standar tersebut. Tidak usah mengambil hati perkataan negatif atau cemooh yang dilontarkan orang-orang di lingkunganmu. Setiap orang memiliki caranya masing-masing untuk bersinar.
Ini adalah tubuhmu, maka kamu sendiri yang mengaturnya, merawatnya. Dan, yang paling penting, menyayanginya.