Carpal Tunnel Syndrome: Penyakit Akibat Terlalu Sering Gunakan Ponsel

2 Juli 2017 7:48 WIB
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Carpal Tunnel Syndrome (Foto: Public Domain Pictures)
zoom-in-whitePerbesar
Carpal Tunnel Syndrome (Foto: Public Domain Pictures)
ADVERTISEMENT
Apakah kamu termasuk orang yang tak bisa jauh-jauh dari ponselmu? Berapa lama kamu menghabiskan waktumu dalam sehari untuk memainkan gawai?
ADVERTISEMENT
Dalam sebuah penelitian terbaru, para peneliti menemukan anak-anak muda yang rata-rata menghabiskan waktunya selama 9 jam per hari untuk memakai ponsel, tablet, konsol gim, dan komputer, melaporkan adanya lebih banyak rasa sakit pada pergelangan tangan dan tangan mereka daripada rekan-rekan mereka yang menghabiskan lebih sedikit waktu per hari dalam menggunakan perangkat elektronik.
Penelitian itu menunjukkan, para mahasiswa yang “terpaku” pada gawai mereka menunjukkan tanda-tanda awal dari carpal tunnel syndrome. Carpal tunnel syndrome adalah kondisi yang menyebabkan jari tangan, telapak tangan, ataupun pergelangan mengalami sensasi kesemutan, mati rasa, ataupun nyeri.
Hasil penelitian menunjukkan para mahasiswa yang menggunakan gawai mereka secara intensif memiliki perubahan pada saraf median, baik dalam ukuran maupun bentuk, dan perubahan pada ligamen yang disebut ligamentum karpal transversal. Peter White, asisten profesor bidang teknologi kesehatan dan informatika di Hong Kong Polytechnic University yang menyusun penelitian itu mengatakan, perubahan ini mencerminkan gejala carpal tunnel syndrome.
ADVERTISEMENT
Ini berarti, pengguna intensif gawai lebih mungkin memiliki risiko lebih besar terkena carpal tunnel syndrome, imbuh White sebagaimana dikutip dari Live Science. Hasil peneltian White dan kawan-kawannya ini telah dipublikasikan secara online pada 21 Juni 2017 lalu di jurnal Muscle & Nerve.
Carpal Tunnel Syndrome (Foto: Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Carpal Tunnel Syndrome (Foto: Wikimedia Commons)
Dalam penelitian ini, para peneliti menganalisis data yang dikumpulkan dari 48 mahasiswa yang berusia antara 18 hingga 25 tahun. Tak hanya menyelesaikan kuesioner yang menjelaskan berapa lama mereka menggunakan perangkat elektronik dalam setahun terakhir, para mahasiswa ini juga melaporkan apakah mereka mengalami rasa sakit atau ketidaknyamanan akibat penggunaaan perangkat tersebut.
Para peneliti menggunakan kata “pengguna intensif” untuk merujuk kepada mereka yang menggunakan gawai atau perangkat elektronik sedikitnya selama 5 jam per hari. Dan ternyata, setengah dari mahasiswa yang menjadi responden dalam penelitian itu rupanya masuk ke dalam kategori tersebut.
ADVERTISEMENT
Dari 48 mahasiswa itu, rata-rata waktu yang mereka habiskan untuk menggunakan gawai adalah sekitar 9 jam per hari. Adapun mereka yang tidak termasuk kategori pengguna intensif, menghabiskan waktu sekitar 3 jam per hari dalam menggunakan perangkat elektronik.
Sekitar 92 persen dari pengguna intensif melaporkan dan mengeluhkan rasa sakit ataupun ketidaknyamanan pada tangan ataupun pergelangan tangan mereka. Sementara dalam kelompok yang bukan pengguna intensif, hanya sekitar 25 persen dari mereka yang mengalami rasa sakit semacam itu.
Berdasarkan hasil penelitian itu, para peneliti kemudian mengungkapkan kekhawatirannya bahwa penggunaan gawai dapat menyebabkan carpal tunnel syndrome. Namun begitu, para peneliti ini menekankan peneltian itu hanya mencakup responden dalam skala kecil yang relatif homogen, yakni hanya diikuti oleh 48 orang yang kesemuanya merupakan mahasiswa Hong Kong.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, penelitian lanjutan yang lebih dalam dan komprehensif diperlukan untuk membuktikan kekhawatiran atas temuan ini.