Celebrity Worship Syndrome dan Patah Hati Melihat Raisa-Hamish Menikah

3 September 2017 19:49 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pasangan favorit netizen, Raisa dan Hamish. (Foto: Munady)
zoom-in-whitePerbesar
Pasangan favorit netizen, Raisa dan Hamish. (Foto: Munady)
ADVERTISEMENT
Momen pernikahan pasangan selebriti Raisa Andriana dan Hamish Daud diwarnai oleh meme-meme dan komentar yang lucu dari para netizen. Ungkapan Hari Patah Hati Nasional kembali bermunculan. Tagar #HariPatahHatiNasionalJilid2 menjadi trending topic di Twitter hari ini, Minggu (3/9).
ADVERTISEMENT
Ada banyak netizen yang mengaku patah hati ketika mendapat kabar ataupun melihat foto dan video pernikahan Raisa dan Hamish. Padahal, mereka tak memiliki hubungan spesial apa pun dengan kedua pesohor muda tersebut.
Jika kamu termasuk orang yang ikut merasa patah hati ketika melihat Raisa dan Hamish menikah, padahal kamu bukanlah siapa-siapa mereka atau hanya merupakan penggemar salah satu dari mereka saja, bisa jadi kamu telah terkena celebrity worship syndrome (CWS).
Dikutip dari Psychology Today, CWS atau sindrom pemujaan terhadap selebriti ini didefinisikan sebagai gangguan obsesif-kecanduan pada seseorang yang menjadi terlalu terlibat dan tertarik atau bahkan benar-benar terobsesi terhadap detail kehidupan pribadi seorang selebriti. Setiap orang yang menjadi sorotan publik dapat menjadi objek obsesi seseorang, misalnya, penulis, politisi, dan lainnya. Namun penelitian menunjukkan mereka lebih cenderung menjadi objek obsesi ini berasal dari dunia televisi, film, dan/atau musik pop, alias selebriti.
ADVERTISEMENT
John Maltby dan Liz Day, para ahli psikologi dari University of Leicester, mendeskripsikan celebrity worship syndrome sebagai hubungan parasosial antara penggemar dan sang selebriti. Dikutip dari tulisan berjudul Hubungan Antara Celebrity Worship Syndrome dengan Psychological Ownership di situs psychology.binus.ac.id, hubungan parasosial merupakan hubungan satu arah di mana seseorang mengenal orang lain, akan tetapi orang lain tersebut tidak mengenalnya.
Walaupun para penggemar mengetahui para selebriti tersebut tidak mengenal mereka secara pribadi, sindrom ini membuat para penggemar itu merasa bahwa mereka memiliki hubungan dekat yang nyata dengan selebriti tersebut sehingga perilaku sang selebriti dan peristiwa yang terjadi dalam kehidupannya juga dapat mempengaruhi emosi dan perasaan penggemar.
Lebih jauh dari itu, sindrom ini dapat membuat mereka merasa selebriti yang mereka kagumi merupakan milik mereka.
Meme pernikahan Raisa (Foto: Instagram @dagelan)
zoom-in-whitePerbesar
Meme pernikahan Raisa (Foto: Instagram @dagelan)
Maltby dan rekannya telah menerbitkan banyak makalah terkait celebrity worship ini. Mereka telah menemukan adanya korelasi antara aspek patologis CWS dan kesehatan mental yang buruk dari sejumlah orang di Inggris yang ia survei. Kesehatan mental yang buruk itu berupa kecemasan yang tinggi, depresi berlebih, tingkat stres yang tinggi, peningkatan penyakit, dan citra tubuh yang lebih buruk.
ADVERTISEMENT
Citra tubuh adalah representasi mental dari bentuk dan ukuran tubuh yang dipengaruhi oleh faktor-faktor biologis, historis, sosiokultural dan faktor-faktor individual. Dapat dikatakan, citra tubuh adalah pikiran, perasaan, dan sikap seseorang mengenai tubuhnya dan pandangannya tentang bagaimana orang lain menilai tubuhnya.
Sebagian besar penelitian terkait celeberity worship yang dilakukan Maltby dan rekannya dilakukan pada orang dewasa. Namun, mereka juga melakukan penelitian terhadap remaja perempuan dan menemukan adanya korelasi antara remaja perempuan yang berusia 14 sampai 16 tahun dengan citra tubuh mereka.
Para remaja perempuan yang memiliki sindrom pemujaan terhadap selebriti memiliki citra tubuh jauh lebih buruk dibandingkan kelompok perempuan yang tidak ikut-ikutan memuja selebriti.
Lebih dari itu, penelitian tim Maltby juga menunjukkan kebanyakan individu yang terobsesi pada selebriti idolanya sering mengalami tingkat disosiasi psikologis dan fantasi yang tinggi.
ADVERTISEMENT
Makalah yang dipublikasikan oleh Maltby dan rekannya dalam Journal of Nervous and Mental Disease menyebutkan, celebrity worship ini dapat membawa konsekuensi positif dan negatif.
Orang yang memuja selebriti karena sekadar alasan hiburan dan sosial kan menjadi lebih optimis, ramah, dan bahagia. Namun mereka yang memuja selebriti karena alasan pribadi atau bahkan lebih obsesif dari itu, akan menjadi lebih tertekan, lebih cemas, lebih soliter, lebih impulsif, lebih anti sosial, dan lebih merepotkan.