Ilmuwan Ungkap Adanya Gelombang Gravitasi saat HUT Kemerdekaan RI

17 Oktober 2017 6:36 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Gelombang Gravitasi (Foto: NASA)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Gelombang Gravitasi (Foto: NASA)
ADVERTISEMENT
Para ilmuwan dari Laser Interferometer Gravitational-Wave Observatory (LIGO) dan Virgo mengungkap adanya gelombang gravitasi yang terdeteksi pada 17 Agustus 2017 atau tepat pada Hari Ulang Tahun Kemerdekaan ke-72 Republik Indonesia.
ADVERTISEMENT
Adanya gelombang gravitasi yang terdeteksi oleh fasilitas Advanced LIGO di Washinton dan Lousiana, Amerika Serikat, dan fasilitas Advanced Virgo di Pisa, Italia, itu baru diumumkan dalam konferensi pers di Press Club, Washington DC, Amerika Serikat, pada Senin (16/10/2017) siang waktu setempat atau Senin malam waktu Indonesia.
Karena dideteksi pada 17 Agustus 2017, gelombang gravitasi itu pun diberi nama GW170817.
Gelombang gravitasi yang diumumkan tersebut merupakan gelombang gravitasi kelima yang berhasil dideteksi oleh para ilmuwan. Sebelumnya, gelombang gravitasi pertama kali berhasil dideteksi pada 14 September 2015 oleh alat detektor dalam fasilitas observatori LIGO.
Dalam konferensi yang disiarkan secara live di kanal Youtube milik European Southern Observatory (ESO), dijelaskan bahwa GW170817 merupakan gelombang gravitasi yang terbentuk akibat adanya tabrakan antara dua bintang neutron. Berbeda dengan gelombang-gelombang gravitasi sebelumnya yang terbentuk akibat tabrakan antara dua buah lubang hitam.
Ilustrasi Gelombang Gravitasi (Foto: Vimeo)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Gelombang Gravitasi (Foto: Vimeo)
Bintang neutron sendiri adalah inti dari bintang raksasa yang meledak. Kedua bintang neutron itu awalnya terpisah dalam jarak sekitar 322 kilometer, namun kemudian saling berputar begitu cepat sehingga akhirnya saling bertemu dan bertabrakan dalam 100 detik kemudian.
ADVERTISEMENT
Masing-masing dari kedua bintang neutron itu hanya memiliki diameter sekitar 19 kilometer, tapi bentuknya sangat padat dan memiliki massa sekitar setengah juta kali Bumi. Adapun lokasi tabrakan kedua bintang neutron itu adalah berjarak sekitar 130 juta tahun cahaya dari Bumi atau terjadi pada 130 juta tahun yang lalu.
Dalam konferensi pers disebutkan, penemuan gelombang gravitasi kelima ini memiliki arti penting antara lain karena gelombang ini menjelaskan adanya peristiwa tabrakan antara dua bintang neutron di alam semesta. Selain itu, gelombang gravitasi ini juga menjelaskan tentang asal-usul sejumlah unsur kimia yang membentuk Bumi, tempat tinggal kita.
Secara umum, peristiwa terdeteksinya lima gelombang gravitasi sejak tahun 2015 hingga tahun ini disebut-sebut merupakan terobosan penting dalam ilmu pengetahuan. Pendeteksian gelombang gravitasi ini dianggap telah membuka baru era astronomi dan astrofisika.
ADVERTISEMENT
Pendeteksian gelombang gravitasi ini dianggap sebagai terobosan penting sehingga pada Rabu (3/10/2017) Akademi Sains Kerajaan Swedia menobatkan tiga peneliti LIGO, yakni Rainer Weiss, Barry C. Barish, dan Kip S. Thorne, sebagai pemenang hadiah Nobel Fisika 2017. Mereka bertiga merupakan tiga tokoh kunci dalam pengamatan pertama gelombang gravitasi pada September 2015 lalu.
Hasil penelitian gelombang gravitasi yang dilakukan oleh mereka ini penting, antara lain sebagai petunjuk untuk mempelajari lebih jauh proses terbentuknya alam semesta, termasuk proses-proses luar biasa yang mungkin tak akan pernah terjadi di Bumi.
Konferensi Pers Gelombang Gravitasi GW1708017 (Foto: ESO/Youtube)
zoom-in-whitePerbesar
Konferensi Pers Gelombang Gravitasi GW1708017 (Foto: ESO/Youtube)
Selain itu, bukan tidak mungkin gelombang gravitasi ini suatu saat nanti dapat dimanfaatkan untuk kepentingan sehari-hari manusia seperti halnya pemanfaatan gelombang elektromagnetik dalam teknologi komunikasi.
ADVERTISEMENT
Pada tahun 1861 ketika Maxwell merumuskan persamaan matematika untuk gelombang elektromagnetik, kita belum mengetahui apa manfaat langsung dari rumus gelombang tersebut. Tapi kini, kita rupanya telah menikmati langsung fasilitas internet dan teknologi nirkabel lainnya berkat pengaplikasian persamaan matematika terkait gelombang tersebut.