Seberapa Besar Gen Kanker Meningkatkan Risiko Kanker?

23 Juni 2017 17:38 WIB
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tak semua orang punya sel kanker. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Tak semua orang punya sel kanker. (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Hasil penelitian terbaru menyebut, perempuan pembawa gen kanker payudara memiliki kemungkinan sekitar 70 persen untuk terkena penyakit kanker. Gen kanker ini biasa disebut sebagai BRCA1 dan BRCA2.
ADVERTISEMENT
Temuan penelitian ini didasarkan pada sebuah analisis terhadap hampir 10.000 orang yang memiliki mutasi gen BRCA1 ataupun BRCA2.
Live Science pada Selasa (20/6) menyebut, penelitian kali ini dilakukan lebih ketat dibandingkan dengan penelitian-penelitian sebelumnya yang juga bertujuan untuk melihat seberapa besar mutasi gen kanker tersebut meningkatkan risiko kanker.
Hasil penelitian kali ini menunjukkan, risiko kanker payudara pada perempuan yang memiliki mutasi gen tersebut dapat bervariasi --sebanyak dua kali-- tergantung pada apakah perempuan tersebut memiliki mutasi spesifik di dalam gen-gen tersebut.
Selain itu, para peneliti menunjukkan adanya kenaikan risiko yang lebih besar untuk terkena kanker pada mereka yang memiliki anggota keluarga dekat yang berpenyakit kanker. Jadi, temuan penelitian ini memperlihatkan adanya hubungan antara riwayat kanker keluarga dan lokasi mutasi gen dengan tingkat risiko seseorang terkena kanker.
ADVERTISEMENT
Pada penelitian sebelumnya, para peneliti telah menemukan adanya kenaikan risiko terkena kanker payudara dan kanker rahim pada perempuan yang memiliki mutasi dalam gen BRCA1 dan BRCA2. Penelitian saat itu memperkirakan risiko kanker payudara sebesar 40 sampai 87 persen pada perempuan dengan mutasi gen BRCA1 dan 27 sampai 84 persen pada perempuan dengan mutasi gen BRCA2.
Adapun pada penelitian terbaru kali ini, poin-poin penting yang ditemukan antara lain:
1. Dari kelompok perempuan yang belum didiagnosis terkena kanker payudara, mereka yang dengan mutasi gen BRCA1 memiliki kemungkinan sebesar 72 persen terkena kanker payudara pada umur 80 tahun. Sementara perempuan dengan mutasi gen BRCA2 memiliki kemungkinan sebesar 69 persen terkenan kanker payudara pada usia 80 tahun.
ADVERTISEMENT
2. Dari kelompok perempuan yang belum didiagnosis terkena kanker rahim, mereka yang dengan mutasi gen BRCA1 memiliki kemungkinan 44 persen terkena kanker rahim pada umur 80 tahun. Adapun mereka pembawa gen mutasi BRCA2 memiliki kemungkinan 17 persen terkena kanker tersebut pada umur 80 tahun.
3. Dari kelompok perempuan yang telah memiliki kanker payudara pada salah satu payudara mereka, risiko terkena kanker pada sisi payudara lainnya dalam selang 20 tahun adalah 40 persen bagi pembawa gen BRCA1 dan 26 persen bagi pembawa gen BRCA2.
4. Jumlah kasus baru kanker payudara meningkat cepat pada perempuan yang lebih muda, jika dirata-ratakan yakni pada perempuan usia 30 sampai 40 tahun bagi pembawa gen BRCA1 dan usia 40 sampai 50 tahun bagi pembawa gen BRCA2.
ADVERTISEMENT
5. Jumlah kasus baru kanker rahim terhitung rendah pada perempuan muda, tapi meningkat pada perempuan berusia 40an tahun dan 50an tahun.
6. Perempuan yang memiliki dua anggota keluarga dekat berpenyakit kanker payudara, memiliki risiko dua kali lebih besar untuk terkena kanker payudara pada usia 70 tahun dibanding perempuan yang tidak memiliki anggota keluarga berpenyakit kanker payudara. Anggota keluarga dekat misalnya adalah saudari kandung, ibu, atau bibi.
7. Perempuan dengan mutasi genetik yang berada pada titik tepat pada gen BRCA1 atau BRCA2 memiliki risiko 1,5 sampai 2 kali besar terkena kanker payudara dibandingkan para perempuan dengan mutasi genetik yang berada di lokasi lain.
Tes darah. (Foto: Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Tes darah. (Foto: Wikimedia Commons)
Hasil penelitian di atas merupakan buah observasi terhadap 9.856 perempuan dari Eropa, Amerika Serikat, dan Selandia Baru yang telah menjalani tes genetik dan ditemukan mutasi genetik dalam gen BRCA1 ataupun BRCA2 dalam tubuh mereka. Sekitar 4.800 perempuan dari mereka telah didiagnosis terkena kanker payudara ataupun kanker rahim sebelum penelitian ini dilakukan. Sementara 5.000 perempuan dari mereka belum didiagnosis terkena kedua kanker itu sebelum penelitian ini dilakukan.
ADVERTISEMENT
Kondisi kesehatan semua perempuan itu kemudian diikuti selama lima tahun untuk mengetahui ada tidaknya perkembangan kanker dalam tubuh mereka.
Kebanyakan dari perempuan itu berusia 40an hingga 50an tahun pada permulaan penelitian. Namun begitu, rentang usia mereka secara keseluruhan ada pada usia lebih muda dari 20 tahun hingga usia lebih tua dari 70 tahun.
Para peneliti memberi catatan, hasil analisis mereka mengecualikan kasus pada perempuan yang telah menjalani mastektomi untuk mengurangi risiko kanker payudara maupun operasi pengangkatan rahim dan saluran tuba untuk mengurangi risiko kanker rahim. Selain itu, penelitian tersebut juga tidak memperhitungkan para perempuan itu menggunakan obat tertentu, seperti tamoxifen penghambat estrogen untuk mengurangi risiko kanker payudara.
Informasi lengkap terkait hasil penelitian ini dapat dibaca pada makalah berjudul “Risks of Breast, Ovarian, and Contralateral Breast Cancer for BRCA1 and BRCA2 Mutation Carriers”. Makalah ini telah dipublikasi pada 20 Juni 2017 dalam jurnal JAMA.
ADVERTISEMENT