Pelaksanaan Pembelajaran Daring Dari Kacamata Mahasiswa

Victoria Vanessa
Mahasiswi Hukum Universitas Pembangunan Nasional 'Veteran' Jakarta.
Konten dari Pengguna
17 Januari 2021 8:16 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Victoria Vanessa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Pembelajaran daring
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Pembelajaran daring
ADVERTISEMENT
Kegiatan pembelajaran daring atau yang biasa dikenal dengan pembelajaran online akhir-akhir ini banyak diperbincangkan, terutama di kalangan pelajar dan mahasiswa. Kegiatan pembelajaran daring di Indonesia mulai diterapkan sejak Indonesia ikut mengalami pandemi COVID-19 di paruh pertama tahun 2020 lalu. Pembelajaran daring sendiri merupakan metode pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan bantuan perangkat elektronik seperti laptop, komputer maupun ponsel pintar dan tidak berlangsung secara tatap muka seperti metode pembelajaran luring.
ADVERTISEMENT
Sejak kegiatan pembelajaran secara daring resmi diterapkan oleh pemerintah Indonesia dikarenakan adanya pandemi COVID-19, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim, menyebutkan bahwa adanya kemungkinan bahwa metode pembelajaran daring yang sedang dijalankan akan dijadikan metode pembelejaran permanen dengan menggunakan hybrid model (Inggried Dwi, 2020). Sayangnya, banyak pihak yang tidak menyetujui wacana dari Nadiem Makarim tersebut karena banyak aspek yang harus diperhatikan sebelum menerapkan kegiatan pembelajaran daring permanen. Banyaknya keluhan yang datang dari para mahasiswa dan dosen pengajar juga menjadi faktor utama yang sudah seharusnya mendapatkan perhatian penting dari pemerintah. Maka dari itu, jika pemerintah ingin mengambil langkah untuk menjadikan pembelajaran daring permanen, hal pertama yang harus pemerintah lakukan adalah meningkatkan kualitas layanan yang digunakan untuk membantu pembelajaran daring agar para mahasiswa beserta dosen pengajar dapat melaksanan pembelajaran dengan efektif.
ADVERTISEMENT
Adanya pernyataan dari ketua Ikatan Guru Indonesia (IGI) yang menyatakan bahwa pihaknya secara tegas menolak adanya penerapan pembelajaran daring secara permanen karena akan menghilangkan peran tenaga pendidik (Nursam, 2020) juga menjadi salah satu alasan mengapa penulis memilih untuk melakukan penelitian ini. Jika pemerintah pada akhirnya resmi menerapkan kegiatan pembelajaran daring permanen, peran dari tenaga pendidik, khususnya dosen akan menjadi berkurang, sedangkan pada kenyataannya banyak keluhan yang dirasakan oleh para mahasiswa tentang kurangnya penjelasan yang diberikan oleh dosen pengajar selama pembelajaran daring. Selanjutnya, terdapat banyak penelitian relevan, yaitu :
1) Penelitian yang dilakukan oleh Oktafia Ika Handarini dan Siti Sri Wulandari yang berjudul “Pembelajaran Daring Sebagai Upaya Study From Home (SFH) Selama Pandemi Covid 19” dalam program studi S1 pendidikan administrasi perkantoran Universitas Negeri Surabaya. Penelitian ini merupakan penelitian pustaka sehingga pengumpulan informasi dan data diperoleh dengan teknik dokumentasi yaitu mencari data tentang hal-hal yang relevan dari berbagai sumber di perpustakaan seperti buku, majalah, berita, atau dokumen lainnya. Hasil penelitian menunjukan bahwa : (1) Pembelajaran online yang dilakukan pada setiap bikinan siswa lebih mandiri dan tercipta motivasi belajar; (2) Pembelajaran online menjadi salah satu keberhasilan dalam menciptakan perilaku social distancing sehingga dapat meminimalisir munculnya keramaian yang dianggap berpotensi menyebarkan COVID-19 lebih lanjut di lingkungan sekolah (Handarini & Wulandari, 2020).
ADVERTISEMENT
2) Penelitian yang dilakukan oleh Eko Kuntarto yang berjudul “Keefektifan Model Pembelajaran Daring Dalam Perkuliahan Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi” dari Universitas Jambi, Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan pendekatan campuran atau mix methods dengan mengumpulkan data menggunakan kuesioner, angket dan tes. Hasil penelitian menunjukan bahwa : (1) OILM efektif digunakan dalam perkuliahan Bahasa Indonesia di program S-1; (2) model pembelajaran telah mampu meningkatkan penyerapan mahasiswa terhadap materi kuliah, dengan peningkatan mencapai lebih dari 81% dibandingkan dengan hanya menggunakan model pembelajaran tatap-muka; (3) berdasarkan hasil kuesioner, subjek berpendapat bahwa OLM telah memberikan sebuah pengalaman baru yang lebih menantang daripada model pembelajaran konvensional atau tatap-muka (Kuntarto, 2017).
3) Penelitian yang dilakukan oleh Nabila Hilmy Zhafira SM.,MBA, Yenny Ertika SE.,M.Si dan Chairiyaton SE.,M.Si yang berjudul “Persepsi Mahasiswa Terhadap Perkuliahan Daring Sebagai Sarana Pembelajaran Selama Masa Karantina COVID-19” dari Fakultas Ekonomi Universitas Teuku Umar. Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan analisis deskriptif untuk mengkaji persepsi mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Teuku Umar mengenai model pembelajaran daring terkait pemanfaatan media, gaya belajar, dan jenis komunikasi tertentu yang digemari mahasiswa untuk membantu mereka menghasilkan output yang lebih baik dari kegiatan belajar mengajar secara daring. Hasil penelitian menunjukan bahwa : (1) Media pembelajaran daring yang paling digemari ialah whatsapp dan Google Classroom. Sebesar 53% dari mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Teuku Umar sudah mengenal berbagai media pembelajaran daring tersebut sebelum perkuliahan daring dimulai; (2) Pola komunikasi yang paling diminati oleh mahasiswa ialah pola semi dua arah; (3) Diperlukan adanya penelitian lebih lanjut terhadap penelitian pembelajaran daring dengan berbasis masalah, kolaboratif, dan model lainnya (Zhafira et al., 2020).
ADVERTISEMENT
Metode penelitian yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode penelitian survei kuesioner. Metode penelitian survei adalah sebuah teknik meriset atau teknik penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan data yang valid dengan memberi batas yang jelas atas data kepada suatu obyek tertentu dan dapat diperoleh dengan menggunakan kuesioner atau angket (Kanal Informasi, 2016). Penilitian ini dilakukan secara online. Penulis menggunakan kuesioner yang disebarkan secara online menggunakan jejaring media sosial untuk mengumpulkan tanggapan responden. Penulis memilih untuk menggunakan metode penelitian survei kuesioner karena situasi yang sedang berlangsung di Indonesia membuat penulis hanya bisa menggunakan metode penelitian tersebut. Penulis juga memilih metode penelitian survei kuesioner karena memiliki beberapa kelebihan, yaitu dapat mengumpulkan informasi yang lebih luas, lebih hemat biaya, lebih mudah mengelola pertanyaan yang akan diajukan, dan relatif sederhana untuk menganalisis data yang telah diperoleh. Tetapi, metode tersebut juga memiliki beberapa kekurangan seperti keengganan responden untuk memberikan informasi yang diminta dan responden yang tidak dapat menangkap maksud dari pertanyaan yang diajukan (Dimas, 2020).
ADVERTISEMENT
Metode penelitian survei kuesioner yang digunakan penulis berbentuk pertanyaan dengan menyediakan beberapa pilihan variabel yang memungkinkan dan menyertakan pertanyaan berbentuk essai. Penulis menyediakan pertanyaan dengan beberapa pilihan variabel dengan tujuan untuk mempermudah responden dalam memilih jawaban, dan menyediakan pertanyaan dengan bentuk essai agar responden dapat mengisi sendiri jawaban mereka tanpa harus dibatasi dengan variabel lain.
Data hasil penelitian ini diperoleh dengan cara menyebarkan langsung kuesioner yang sudah dibuat kepada responden mahasiswa di Indonesia. Penyebaran kuesioner dilakukan secara online, yaitu dengan menggunakan fasilitasi formular online, Google Form, dan kemudian disebarluaskan menggunakan link yang sudah disederhanakan. Penelitian ini dilakukan terhadap 30 responden mahasiswa dari 3 pertanyaan yang diajukan.
Dari kuesioner yang terlah dibagikan kepada 30 responden mahasiswa di Indonesia, dapat diketahui bahwa terdapat beberapa keluhan yang dirasakan oleh para mahasiswa selama menjalani proses pembelajaran daring saat pandemi COVID-19. Dari data yang telah dikumpulkan dari kuesioner, dapat ditarik kesimpulan bahwa mayoritas mahasiswa lebih menyukai metode pembelajaran luring dibandingkan dengan metode pembelajaran daring seperti yang sedang dijalankan saat ini dengan menelaah keluhan-keluhan yang dirasakan oleh para mahasiswa. Adanya keluhan tentang koneksi internet yang kurang baik dari mayoritas responden mahasiswa dan sulitnya memahami pemaparan materi yang diberikan oleh dosen pengajar menjadi salah satu faktor utama penulis dapat menyimpulkan bahwa metode pembelajaran secara luring lebih efektif. Selanjutnya dapat dilihat dari hasil penelitian yang telah penulis lakukan, bahwa 16 responden mahasiwa menyatakan bahwa diri mereka kurang puas terhadap proses pembelajaran daring yang sudah dilakukan. Dengan ini, dapat diketahui bahwa :
ADVERTISEMENT
1) Terdapat perbedaan yang cukup signifikan antara metode pembelajaran secara daring dan metode pembelajaran secara luring yang sedang dilaksanakan oleh para mahasiswa. Mahasiswa merasakan bahwa selama mengikuti proses pembelajaran daring, mereka menjadi sulit memahami pemaparan materi yang diberikan dosen pengajar dikarenakan sulitnya menaruh perhatian penuh/konsentrasi terhadap pembelajaran yang diakibatkan oleh adanya gangguan yang muncul seperti terganggunya koneksi internet mereka. Oleh karena itu, mayoritas mahasiswa menyatakan bahwa mereka kurang puas terhadap proses pembelajaran daring yang sedang dilakukan.
2) Dengan adanya pandemi COVID-19 di Indonesia, proses belajar mengajar mengalami perubahan dan harus dilakukan dengan cara daring. Tetapi, dari hasil penelitian yang sudah penulis lakukan, pembelajaran daring dirasa kurang efektif dibandingkan dengan pembelajaran luring karena banyaknya faktor penghambat proses pembelajaran yang mengakibatkan mahasiswa menjadi kurang memahami apa yang sedang diajarkan oleh dosen pengajar. Mahasiswa juga merasakan adanya kendala pada perangkat pembelajaran yang mereka gunakan yang sewaktu-waktu dapat terjadi tidak hanya kepada mereka, tetapi juga dapat menimpa dosen pengajar.
ADVERTISEMENT
3) Dari hasil penelitian yang telah penulis lakukan, penulis berhasil menyimpulkan solusi yang dapat dilakukan oleh pihak universitas maupun pemerintah guna menunjang keberhasilan pelaksaan pembelajaran daring, terutama jika pemerintah akan menerapkan wacana pembelajaran daring permanen/tetap. Melihat dari keluhan-keluhan yang dirasakan oleh para mahasiswa, hal yang dapat dilakukan oleh pihak universitas adalah memastikan kembali apakah dosen pengajar sudah menerapkan pola pengajaran seperti apa yang sudah ditentukan, meminimalkan kendala yang terjadi pada web pembelajaran, dan memberikan kuota bantuan kepada dosen pengajar dan mahasiswa. Sementara untuk pihak pemerintah, yang dapat dilakukan adalah meminimalkan kendala jaringan di Indonesia agar dapat mempermudah proses pembelajaran daring, memastikan mahasiswa di Indonesia dapat mengikuti pembelajaran daring dengan cara meratakan pembagian bantuan sampai ke pelosok negeri, dan memberikan bantuan kuota yang merata.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan data hasil penelitian dan pembahasan yang sudah dilakukan, penulis dapat menarik kesimpulan dan saran dari penelitian “Pelaksanaan Pembelajaran Daring dari Kacamata Mahasiswa” sebagai berikut :
1) Sebagian besar mahasiswa merasakan bahwa diri mereka terkadang terkendala selama mengikuti pembelajaran daring,
2) Sebagian besar mahasiswa mengeluhkan keluhan yang sama saat menyatakan keluhan mereka, yaitu kendala koneksi internet yang kurang baik, kendala teknis pada perangkat pembelajaran, dan sulitnya memahami materi karena kurangnya fokus terhadap pembelajaran,
3) Belum efektifnya penyelenggaraan pembelajaran daring yang sedang dilakukan baik dari pihak universitas, maupun dari pihak pemerintah.
4) Metode pembelajaran luring lebih efektif untuk diterapkan jika melihat dari keluhan-keluhan yang disampaikan oleh responden mahasiswa,
5) Pihak universitas harus memastikan kembali pola mengajar dosen pengajar, meminimalkan kendala internal yang terjadi dalam aplikasi penunjang belajar, dan memberikan kuota bantuan kepada dosen pengajar serta mahasiswa.
ADVERTISEMENT
6) Pihak pemerintah harus meminimalkan kendala jaringan di Indonesia agar dapat mempermudah proses pembelajaran daring, dan meratakan pembagian bantuan kepada para mahasiswa sampai ke pelosok negeri.
REFERENSI
Dimas Ananda. (2020). Keuntungan & Kekurangan Metode Survei. Diakses pada 13 Januari 2021, dari https://medium.com/@dimasananda0501/keuntungan-kekurangan-metode-survei-4f64febd77d7
Handarini, O. I., & Wulandari, S. S. (2020). Pembelajaran Daring Sebagai Upaya Sttudy From Home (SFH) Selama Pandemi Covid 19. In Jurnal Pendidikan Administrasi Perkantoran (JPAP) (Vol. 8, Issue 3). Jurnal Pendidikan Administrasi Perkantoran (JPAP). https://doi.org/10.1093/fampra/cmy005
Inggried Dwi, Wedhaswary. (2020, Juli 3). Menteri Nadiem Wacanakan Belajar Jarak Jauh Permanen Setelah Pandemi Covid-19, Mungkinkah?. Kompas.com . Diakses dari https://www.kompas.com/tren/read/2020/07/03/155830065/menteri-nadiem-wacanakan-belajar-jarak-jauh-permanen-setelah-pandemi-covid?page=all
Kanal Informasi. (2016). Diakses pada 13 Januari 2021, dari https://www.kanalinfo.web.id/metode-penelitian-survei
ADVERTISEMENT
Kuntarto, E. (2017). Keefektifan Model Pembelajaran Daring Dalam Perkuliahan Bahasa Indonesia di Perguruan tinggi. Journal Indonesian Language Education and Literature, 3(1), 53–65. http://www.syekhnurjati.ac.id/jurnal/index.php/jeill/%0APEMBELAJARAN
Muhammad, Nursam. (2020, Juli 10). Tegas Menolak Pembelajaran Jarak Jauh Permanen, IGI: Pendidikan Jadi Rusak. Fajar.co.id. Diakses dari https://fajar.co.id/2020/07/10/tegas-menolak-pembelajaran-jarak-jauh-permanen-igi-pendidikan-jadi-rusak/
Zhafira, N. H., Ertika, Y., & Chairiyaton. (2020). Persepsi Mahasiswa Terhadap Perkuliahan Daring Sebagai Sarana Pembelajaran Selama Masa Karantina Covid-19. Jurnal Bisnis Dan Kajian Strategi Manajemen, 4, 37–45.