3 Industri Berhasil Sumbang Potensi untuk Ekonomi Kreatif Indonesia

Pemerintah Indonesia memang tidak diam saja menghadapi era ekonomi baru ini. Kamu bisa lihat bukti nyatanya lewat dibentuknya Bekraf (Badan Ekonomi Kreatif) tahun 2015 lalu. Ada tiga indsutri utama dari enam belas industri yang dipayungi oleh Bekraf dan digadang-gadangkan bakal memberi sumbangsih besar, terhadap perkembangan ekonomi Indonesia. Apa saja? Berikut ini:

Subsektor kuliner

Photo credit: Pexels

Subsektor pertama yang menjadi unggulan adalah kuliner. Bagaimana kuliner menjadi pilihan pemerintah? Kamu tentu sudah mengetahui bahwa makan merupakan salah satu kebutuhan utama manusia. Tanpa ada makanan, manusia tidak akan bisa bertahan hidup. Jadi, tidak mengherankan lagi kalau industri kuliner selalu punya potensi yang subur.

Kuliner juga berhasil kejar mimpi dengan membantu sektor industri pariwisata Indonesia berkembang, lho. Berdasarkan data dari Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Republik Indonesia mencatat, subsektor kuliner berkontribusi 41,4 persen dari total kontribusi perekonomian kreatif Rp 922 triliun pada 2016. Jumlah tersebut merupakan yang paling tinggi dibandingkan 16 subsektor lain di Bekraf RI. Bekraf RI mencoba memaksimalkan ekosistem dalam industri kuliner Indonesia yang dibagi menjadi beberapa aspek, seperti pengembangan sumber daya manusia, permodalan, pemasaran, hak kekayaan intelektual, dan infrastruktur.

Dari sini saja kamu bisa tahu bahwa kuliner memang punya potensi yang besar untuk memajukan ekonomi kreatif Indonesia. Menanggapi hal tersebut, pemerintah Indonesia pun menyusun rancangan pengembangan subsektor kuliner untuk tahun 2015-2019. Fokus utamanya adalah pada jasa kuliner serta barang kuliner (makanan dan minuman).

Subsektor kriya

Photo credit: Freepik

Selain kuliner, kriya juga menjadi unggulan pemerintah untuk mengembangkan ekonomi kreatif. Potensi kriya Indonesia untuk berkembang dianggap sangat luas. Ini karena pasar untuk produk kriya akan selalu ada, entah itu di dalam atau bahkan luar negeri. Belum lagi masyarakat Indonesia yang kompeten dalam bidang kriya pun banyak jumlahnya.

Agar subsektor ini semakin maju, para penggiat kriya terus didorong untuk menjalin networking dengan pasar, baik dari dalam maupun luar negeri. Pemerintah memfasilitasi dengan menggelar pameran rutin yang menghadirkan seniman kriya sekaligus peminatnya. Dengan langkah ini, diharapkan subsektor kriya bisa kejar mimpi menjadi subsektor yang lebih maju lagi.

Subsektor fashion

Photo credit: Pexels

Fashion menjadi salah satu subsektor unggulan karena para pelakunya yang mayoritas anak muda. Golongan usia ini dianggap punya potensi besar dalam kejar mimpi memajukan ekonomi kreatif negeri karena memiliki daya kreasi tinggi serta akses informasi yang lebih mudah. Jadi, tidak mengherankan kalau fashion yang dijalankan oleh anak muda ini menjadi unggulan.

Saat ini bahkan banyak dijumpai perancang busana Indonesia melakukan ekspansi ke luar negeri, contohnya seperti Mety Choa, yang salah satu koleksinya dikenakan oleh Gwen Stefani pada pergelaran Maison Met's Calla dari koleksi S/S2018 Arcadia untuk acara A Home 4 for the Holidays 20th Anniversary yang dipandu LL Cool J. Busana rancangan anak negeri memang banyak diminati di luar negeri, jadi industri ini pun diprediksi akan selalu tumbuh. Nilai plus lainnya, industri fashion mampu membuka lapangan kerja baru untuk masyarakat Indonesia.

Mengingat potensinya yang begitu besar, tidak mengherankan apabila industri kuliner, kriya, dan fashion jadi subsektor yang diunggulkan untuk menunjang ekonomi kreatif Indonesia. Apakah kamu menggeluti salah satu bidang yang disebutkan di atas? Yuk, wujudkan mimpi untuk memajukan ekonomi kreatif Indonesia bersama Kejar Mimpi!

Kejar Mimpi merupakan gerakan sosial yang diinisiasi oleh CIMB Niaga. Tujuan utamanya adalah memotivasi generasi anak muda Indonesia untuk terus kejar mimpi melalui pengembangan karakter positif. Langsung saja follow akun @kejarmimpi.id di Instagram untuk informasi lebih lanjut. See you there!