news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Kementan Lepas Ekspor Pertanian Sulawesi Senilai Rp800 Miliar

Venture
Serba-serbi tentang bisnis bisa kamu dapatkan di Venture. Mulai dari berita bisnis hingga tips agar bisnis kamu semakin maju!
Konten dari Pengguna
11 April 2019 17:03 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Venture tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Photo Credit: Pexels
Ekspor pertanian di Indonesia terus ditingkatkan oleh pemerintah melalui Kementerian Pertanian (Kementan) setiap tahunnya. Tidak terbatas hanya hasil pertanian di pulau Jawa, Sumatera, dan Kalimantan saja. Baru-baru ini Kementan bahkan sudah mengirimkan hasil pertanian Sulawesi Selatan senilai Rp800 miliar. Berikut informasi selengkapnya yang wajib Anda ketahui. Yuk, simak!
ADVERTISEMENT
Perkembangan ekspor pertanian Sulawesi Selatan
Diakui oleh Kementan bahwa dalam kurun waktu kurang dari empat tahun belakangan, total ekspor pertanian di Sulawesi Selatan mengalami peningkatan hingga 10 juta ton. Sebelumnya di tahun 2013, lahan pertanian di Sulawesi Selatan berhasil mengekspor sebanyak 33 juta ton hasil panen. Jumlah ini meningkat drastis di tahun 2018 yang mencapai angka 42 juta ton. Di awal tahun 2019 ini bahkan total ekspor yang sudah dikirimkan ke luar negeri dari Sulawesi Selatan mencapai lebih dari 6 ribu ton hasil pertanian.
Komoditas unggulan ekspor Sulawesi Selatan
Kementan menyatakan bahwa ekspor Sulawesi Selatan berasal dari komoditas yang sangat beragam. Selain lada yang dihasilkan di Kabupaten Luwu, Palopo, Luwu Timur dan Luwu Utara, ada pula kelapa, pisang, kakau, jambu mente, hingga buah manggis. Seluruh hasil panen petani ini diekspor ke negara-negara tetangga seperti Malaysia, Singapura, Vietnam, Thailand, Korea Selatan, Tiongkok, dan Jepang. Namun, tidak sedikit pula hasil komoditas yang dikirimkan ke Eropa, seperti buah manggis dan lada yang sangat diminati di sana.
ADVERTISEMENT
Cetak rekor baru untuk ekspor ke Jepang
Hubungan persahabatan Indonesia dan Jepang memang sudah berlangsung cukup lama. Tidak terbatas pada hubungan bilateral saja, tetapi juga telah merambah hingga di sektor pertanian. Kementan menyatakan bahwa tahun ini rekor baru dicetak oleh petani Sulawesi Selatan yang berhasil mengirimkan kakao dan talas dalam jumlah besar. Selain itu, ini juga menjadi kali pertama bagi Indonesia untuk mengekspor telur ayam dan ayam potong ke negeri Sakura tersebut.
Dampak positif dari perubahan aturan ekspor komoditas
Tidak dipungkiri kesuksesan yang didapatkan oleh petani di Sulawesi Selatan ini merupakan dampak positif dari adanya perubahan peraturan pemerintah pusat terkait ekspor komoditas. Sebelumnya, masing-masing komoditas dari pertanian harus transit terlebih dulu sebelum tiba di negara tujuan. Namun, saat ini pengiriman bisa langsung dilakukan dari wilayah penghasil ke negara ekspor yang dituju.
ADVERTISEMENT
Misalnya, dulu ekspor biji lada ke Vietnam perlu beberapa waktu transit di Malaysia. Sementara buah manggis yang akan diekspor ke Eropa harus transit terlebih dulu ke Malaysia, Singapura, maupun Hong Kong sebelum dikirimkan ke negara tujuan. Proses pengiriman ekspor yang bisa dilakukan secara langsung (direct) tentu berpengaruh pada perputaran roda ekonomi bangsa. Selain itu, kualitas hasil pertanian tetap dalam keadaan terbaik karena tidak menghabiskan waktu lama di perjalanan seperti saat harus transit di beberapa negara sebelum tiba di tujuan.
Keberhasilan Kementan melepas ekspor pertanian di Sulawesi Selatan dengan nilai ratusan miliar ini sudah seharusnya memotivasi petani lain yang ada di Indonesia. Dengan adanya perhatian khusus yang diberikan oleh pemerintah terhadap masyarakat, maka diharapkan akan meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil pertanian di seluruh penjuru tanah air.
ADVERTISEMENT
Jika panen melimpah dan ekspor semakin tinggi, maka petani juga yang akan diuntungkan dan dapat hidup lebih sejahtera. Bagaimana menurut pendapat Anda tentang komoditas ekspor yang dimiliki Indonesia?