Berkaca dari Bundesliga, Apa yang Terjadi Kala Premier League Bergulir Lagi?

Konten dari Pengguna
29 Mei 2020 14:51 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Viral Sport tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Trofi Premier League. Foto: Ben STANSALL / POOL / AFP
zoom-in-whitePerbesar
Trofi Premier League. Foto: Ben STANSALL / POOL / AFP
ADVERTISEMENT
Titik terang soal nasib kompetisi Premier League akhirnya terlihat juga. Lewat pernyataan CEO Premier League, Richard Masters, Jumat (29/5/2020) dini hari WIB, kompetisi sepak bola ter-elite di Inggris tersebut diputuskan untuk kembali bergulir pada 17 Juni.
ADVERTISEMENT
Pro dan kontra pasti ada. Meski sebagian pihak merasa tak nyaman dengan keputusan tersebut, tak sedikit juga yang antusias menyambut hal ini.
Contohnya Manchester City. Pernyataan pentolan mereka, Sergio Aguero, cukup menggambarkan bahwa sebetulnya para pemain The Citizens tidak mau kembali bermain sampai kondisi benar-benar pulih.
"Mayoritas pemain merasa takut karena mereka punya anak dan tinggal bersama keluarganya," kata Aguero kepada El Chiringuito.
Bersebrangan dengan Liverpool, skuad The Reds menyambut hangat rencana ini. Sampai-sampai mereka sudah memikirkan bagaimana rasanya merayakan gelar juara tanpa kehadiran penonton kelak.
"Saya mengerti awalnya pemain merasa ragu (untuk kembali bermain). Namun, klub berhasil menerapkan aturan kesehatan yang ketat, sehingga kami di sini merasa sangat aman. Tak ada keraguan dari kami untuk kembali bermain," ucap full-back kiri The Reds, Andrew Robertson, kepada Sky Sports.
ADVERTISEMENT
Bola resmi Premier League 2019/20. Foto: Reuters/Lee Smith
Pernyataan tersebut juga senada dengan yang dilontarkan kapten Liverpool, Jordan Henderson. "Akan terasa berbeda apabila merayakan gelar juara tanpa kehadiran penonton. Rasanya pasti aneh," ungkap Henderson kepada BBC Radio.
Well, yang masih memiliki ambisi musim ini pasti akan 'mati-matian' mendukung Project Restart tersebut. Lain hal dengan yang sudah 'tak ada target' secara posisi di klasemen. Wajar.
Nah, berkaca dari Bundesliga, sebagai pionir soal menggelar kembali kompetisi yang tertunda akibat pandemi corona, kira-kira hal seperti apa aja, sih, yang bakal tersaji di Project Restart-nya Premier League?
Pertama, kenaikan jumlah penonton layar kaca.
Kamera TV di stadion (Ilustrasi) (Foto: Pixabay)
Usai bergulir kembali, Bundesliga langsung sukses menyedot antusiasme penonton di seluruh dunia.
Menurut laporan Marca, pada matchday pertama yang menyajikan Revierderby antara Borussia Dortmund melawan Schalke, jumlah penonton --via siaran langsung-- naik sekitar 5 kali lipat.
ADVERTISEMENT
Dari yang semula "hanya" ditonton oleh 1 juta penggemar, kini tembus angka 5 juta penonton.
Lantas, bagaimana dengan Premier League, selaku kompetisi paling 'seksi' di benua biru?
Merujuk data dari situs resmi Premier League, musim lalu, total penonton di seluruh dunia yang menyaksikan siaran Liga Inggris, menyentuh angka 1,03 miliar. Fantastis, bukan?
Jadi, bisa dibayangkan dengan situasi saat ini, di saat semua orang mulai jenuh untuk tinggal di rumah, hadirnya Premier League tentu akan semakin menyedot antusiasme penonton yang luar biasa banyaknya.
So, meski nihil pendapatan dari penjualan tiket --karena liga dilanjutkan tanpa penonton, skema meraih keuntungan dari pos ini--hak siar, akan sangat diandalkan.
Kedua, menurunnya produktivitas gol.
Pertandingan sunyi tanpa penonton. Foto: Martin Meissner/Pool via REUTERS
Banyak pihak yang menilai Revierderby kemarin berjalan sedikit hambar.
ADVERTISEMENT
Ya jelas, sih, pemain-pemain ini 'kan sudah tidak bertanding selama kurang lebih dua bulan. Lalu, sederet aturan kesehatan juga wajib mereka patuhi. Salah-salah, nanti malah kena sanksi, lagi.
Oh, ya, mereka juga bermain di tengah kosongnya bangku-bangku tribune, ya. Jadi, kalau terlihat kurang 'greget', ya, itu karena tidak ada sorak sorai ribuan penonton di sana.
Oke, untuk membandingkan bagaimana pengaruh situasi ini terhadap jalannya pertandingan, mari kita berbicara angka:
Matchday ke-26, yang mana menjadi hari bergulir kembalinya kompetisi, sekiranya bisa dibandingkan dengan matchday pertama.
Kenapa? yaYa,karena keduanya sama-sama merupakan pertandingan pertama, usai para pemain 'berlibur'. Namun, situasilah yang membedakan keduanya.
Dilansir situs Bundesliga, pada pekan pertama, tim-tim Bundesliga berhasil mencatatkan total 30 gol. Borussia Dortmund sukses memuncaki daftar pencetak gol terbanyak di pekan awal tersebut dengan torehan 5 kali menyarangkan bola ke gawang lawan.
ADVERTISEMENT
Sementara di pekan ke-26, kontestan Bundesliga hanya mampu mencetak 27 gol. Jadi, jelas, ya, kalau produktivitas gol yang diciptakan para pemain-pemain ini sedikit menurun.
Aguero yang enggan bermain kembali di tengah krisis kesehatan. Foto: Action Images via Reuters/Carl Recine
Lalu, apakah Premier League juga akan bernasib sama?
Begini, pihak yang menentang keputusan bergulir kembalinya Bundesliga, tidak lebih banyak dari orang-orang yang tak mau Premier League berjalan kembali.
Selain para pemain Manchester City tadi, yang 'ogah' bermain kembali, ada juga kapten Watford, Troy Deeney, yang awalnya enggan bermain dengan alasan keselamatan dirinya dan keluarga.
Okelah, kalau nanti semuanya sudah mencapai kesepakatan untuk sama-sama kembali bertanding, apakah mereka-mereka ini, yang awalnya menolak untuk bermain, akan menampilkan permainan terbaiknya?
Jadi, soal produktivitas gol, Premier League bisa saja mencatat penurunan yang lebih signifikan dari Bundesliga.
ADVERTISEMENT
Ketiga, tercapainya asas fair play.
Trofi Premier League. Foto: Reuters/John Sibley
Salah satu alasan mengapa beberapa pihak kekeh untuk kembali menggelar kompetisi, adalah keinginan mereka untuk menjunjung tinggi asas fair play.
Ya, meski faktor ekonomi, ada juga, sih.
Tapi, 'kan, mereka-mereka ini enggan memberi langsung gelar juara kepada pemuncak klasemen, atau menghukum tim papan bawah dengan dengan degradasi, hanya karena ingin kompetisi tetap berjalan seadil-adilnya.
Memangnya, siapa yang bisa menjamin, Liverpool pasti juara musim ini? secara matematis 'kan, belum.
Atau, enggak adil juga 'kan, kalau tiba-tiba mengusir Norwich City, Aston Villa, dan Bournemouth dari Premier League?
**
Well, pro dan kontra sah-sah aja. Tapi, membuktikan bahwa langkah ini adalah jalan terbaik kepada semua pihak, sudah menjadi tanggung jawab bagi Premier League.
ADVERTISEMENT
Jadi, good luck, Premier League!