Ini Prestasi Pemain Termuda vs Tertua di Skuat Shin Tae-yong

Konten dari Pengguna
3 Agustus 2020 14:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Viral Sport tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Shin Tae-yong, Pelatih asal Korea Selatan yang kini menangani Timnas Indonesia.  Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Shin Tae-yong, Pelatih asal Korea Selatan yang kini menangani Timnas Indonesia. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
ADVERTISEMENT
Shin Tae-yong resmi menunjuk 29 nama pemain pilihannya untuk mengikuti pemusatan latihan (TC) Tim Nasional hingga 8 Agustus mendatang.
ADVERTISEMENT
Deretan pemain muda dihadirkan untuk mengisi wajah skuat Timnas senior. Di samping itu, Pelatih asal Korea Selatan tersebut juga tetap memanggil beberapa pemain senior untuk menyeimbangkan komposisi tim.
Setidaknya ada 5 pemain berusia 20 tahun --termasuk jalan 21 tahun-- yang ditunjuk Shin. Pos pemain termuda diisi oleh Egy Maulana Fikri yang baru saja genap berusia 20 tahun pada bulan Juli lalu.
Sementara, untuk pemain tertua, Shin sebenarnya tidak memanggil pemain yang sudah tua-tua amat. Ya, ia adalah Ilija Spasojevic, penyerang berusia 32 tahun --jalan 33 tahun-- milik Bali United.
So, mau tahu tentang asal-usul mereka? bagaimana kedua pemain ini mampu meyakinkan Shin, yang terkenal 'kejam' dalam hal kedisiplinan? langsung saja, Cus!
ADVERTISEMENT
Egy Maulana Vikri
Egy, yang pernah mencicipi gelar juara di Polandia. Foto: Instagram/@egymaulanavikri
Egy sebenarnya merupakan sosok yang tidak asing dengan Tim Nasional. Pemain yang berposisi sebagai penyerang tersebut menapaki kariernya di Timnas U-16. Setelah itu, namanya kian bersinar ketika 'naik kelas' ke skuat U-19 di tahun 2017.
Di tahun 2018, Egy benar-benar sukses menyedot perhatian. Kala itu, ia yang berstatus sebagai wonderkid, dikabarkan sudah meneken kontrak bersama tim asal Polandia, Lechia Gdansk. Berangkat dari tim junior, Egy akhirnya mampu 'promosi' ke tim utama Lechia Gdansk di tahun yang sama.
Isi CV-nya pun tak main-main. Pemain kelahiran 7 Juli tahun 2000 tersebut sudah menorehkan dua trofi bergengsi dari sepak bola Polandia: Polish Cup dan Polish Super Cup.
Meski masih kesulitan mendapatkan menit bermain di sana, beberapa aspek penting seperti pengalaman berkompetisi di Eropa atau berlatih dan menimba ilmu bersama tim besar Polandia, nampaknya sukses menjadi daya tarik tersendiri bagi Shin untuk memanggilnya di usia yang masih belia.
ADVERTISEMENT
Ilija Spasojevic
Spaso saat berseragam Tim Nasional. Foto: dok PSSI.
Dengan status pemain tertua sekaligus naturalisasi di skuat binaan Shin Tae-yong, beban yang dipikul Spaso tidaklah ringan. Ya, ia dituntut untuk mampu memberikan contoh kepada 'adik-adiknya' dan membuktikan bahwa dirinya adalah orang yang layak menyandang status WNI.
Penyerang kelahiran Montenegro tersebut memang sudah malang-melintang di beberapa tim Eropa. Sebelum akhirnya di tahun 2011 ia merantau ke Indonesia.
Sejak saat itu, perjalanan kariernya di Indonesia ia isi dengan pengalaman bermain bersama berbagai tim besar tanah air: PSM Makassar, Persib Bandung, Bhayangkara FC, dan Bali United.
Di tahun 2017, ia secara sah diakui sebagai warga negara Indonesia. Sempat dipanggil Tim Nasional beberapa kali, eks pemain CSK Pivara --tim asal Serbia-- tersebut harus menerima kenyataan bahwa dirinya kalah saing dengan striker naturalisasi lainnya, Beto Goncalves.
ADVERTISEMENT
Namun, dirinya tak patah arang. Pemenang dua kali Liga Indonesia tersebut terus membenahi diri sampai akhirnya kembali dipanggil Timnas di tahun 2020 ini.
Ya, Shin nampaknya kepicut juga dengan CV mentereng dari seorang Spaso.
***
Well, itu tadi sekilas tentang pemain termuda dan tertua di skuat Shin Tae-yong. Kalau dilihat-lihat, sih, keduanya memang yang terbaik di usianya.
Egy sedang 'menimba ilmu' di sepak bola Eropa, sementara Spaso sudah 'kenyang' bermain di sana dan memilih untuk mengabdi kepada Indonesia Raya.