Sekjen AFC Meminta Federasi Sepak Bola Malaysia Tiru Langkah PSSI

Konten dari Pengguna
30 Maret 2020 14:34 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Viral Sport tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sekjen AFC, Dato Windsor John. Foto: Situs AFC
zoom-in-whitePerbesar
Sekjen AFC, Dato Windsor John. Foto: Situs AFC
ADVERTISEMENT
Federasi Sepak Bola Asia (AFC) mengeluarkan pernyataan tegas. Mereka meminta Malaysia Super League segera mengambil tidakan atas dampak virus corona terhadap persepakbolaan di Malaysia.
ADVERTISEMENT
Sekertaris Jendral AFC, Dato Windsor John, mendesak federasi setempat untuk segera menggelar pertemuan bersama semua pihak terkait, guna mencapai titik win-win solution.
Berkaca pada sepak bola di Eropa, klub-klub di sana telah sepakat dengan para pemainnya, untuk melakukan pemotongan gaji. Hal ini dirasa tepat karena wabah ini telah mematikan roda perekonomian sepak bola di liga-liga top Eropa.
Dilansir dari New Straits Times, tim-tim di Malaysia menyatakan masih terdapat sengketa dengan pihak sponsor. Terlebih, mereka juga tidak mendapatkan pemasukan dari penjualan tiket, karena tidak ada pertandingan yang dimainkan.
Kondisi sepak bola di Malaysia pun sedikit berbeda dengan negara-negara lainnya. Di sana, tim-tim mendapat suntikan dana yang berasal dari pemerintah setempat.
Sementara, di Eropa, tim-tim memperoleh pemasukan dari para sponsor, hak siar, dan hasil penjualan tiket.
ADVERTISEMENT
Windsor mengatakan, beberapa kebijakan akan segera dibentuk, guna merespons dampak yang diberikan wabah ini terhadap ranah sepak bola. Menurutnya, AFC akan mengambil langkah dengan melakukan diskusi bersama FIFPro, perwakilan pesepakbola profesional dunia.
''Dalam konteks Malaysia, AFC mendesak agar semua pihak dapat duduk bersama mencari jalan keluar atas permasalahan yang terjadi saat ini. Seperti yang dilakukan Indonesia (PSSI),'' tutur Windsor.
''PSSI menggelar pertemuan dan sudah mencapai solusi bersama seluruh pihak yang terkait, di lingkup sepak bola Indonesia,'' tambahnya.
PSSI menyatakan bahwa periode Maret sampai dengan Juni sebagai force majeure --keadaan darurat--. Alhasil, klub hanya diberikan kewajiban untuk membayar gaji para pemain sebesar 25% dari nominal sebelumnya.
ADVERTISEMENT