Virus Corona di Sepak Bola: Siapa yang Paling Dirugikan oleh Wabah Ini?

Konten dari Pengguna
2 April 2020 18:56 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Viral Sport tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Pelatih Arsenal, Mikel Arteta, merupakan tokoh sepak bola yang divonis positif virus corona. Foto: Reuters/Paul Childs
zoom-in-whitePerbesar
Pelatih Arsenal, Mikel Arteta, merupakan tokoh sepak bola yang divonis positif virus corona. Foto: Reuters/Paul Childs
ADVERTISEMENT
Lagi-lagi virus corona.
Bak tak ada habisnya ketika membahas pandemi yang satu ini. Memang, sih, dampak yang diberikan wabah ini benar-benar luar biasa.
ADVERTISEMENT
Sebenarnya, siapa, sih, yang paling merugi atas datangnya wabah ini? Well, banyak. Menurut laporan Marca, cuma ada satu entitas yang paling siap menghadapi pukulan finansial akibat dari wabah ini. Ia adalah Real Madrid.
Namun, itu 'kan Real Madrid. Mereka memang tajir mampus. Gimana dengan tim-tim lain?
Stadion kosong. Foto: Sosial media Real Madrid
Di Spanyol, ada tim-tim besar seperti Barcelona dan Atletico Madrid. Kedua tim ini kompak menerapkan kebijakan pemotongan gaji bagi para staff dan pemainnya. Rasa-rasanya tak perlu dipertegas bahwa upaya ini mereka tempuh untuk menyelamatkan finansial klub.
Masih di Benua Biru, beberapa tim-tim besar sudah --dan diperkirakan akan-- menelan kerugian finansial akibat wabah ini.
Di Italia? Jelas Juventus yang menjadi sorotan.
Pasalnya, 'Si Nyonya Tua' juga telah mengambil kebijakan untuk memangkas upah para pemainnya termasuk Cristiano Ronaldo. Iya, Cristiano Ronaldo yang itu.
ADVERTISEMENT
Megabintang yang diboyong dari Real Madrid tersebut juga menerima imbasnya. Beruntungnya, Ronaldo cukup maklum akan kondisi ini.
Sebenarnya, bukan hanya upahnya saja yang ramai diperbincangkan. Lebih mendalam, karier Ronaldo diperkirakan tak akan lama bersama tim asal Turin tersebut. Banyak pihak meragukan kemampuan Juve untuk membayar upah Ronaldo secara utuh seusai pandemi ini mereda.
Soal tim mana yang akan menampungnya, belum ada yang benar-benar serius, sih. Tapi desas desusnya Manchester United dan PSG merupakan kandidat terkuat. Soalnya, cuma kedua klub itu yang dikabarkan mampu membiayai gaji Ronaldo.
Ah sudahlah, lagi pula, tim mana yang mau hambur-hamburkan uang di saat-saat krisis seperti ini.
AS Roma adalah tim Serie A lainnya yang mengalami kerugian. Harga saham mereka terjun bebas saat wabah ini menyerang. Padahal, sebelum maraknya wabah ini di Italia, harga saham mereka sempat melejit kala pengusaha kaya asal Amerika,Dan Friedkin, dikabarkan ingin membeli kepemilikan akan tim tersebut.
ADVERTISEMENT
Sementara, di Premier League, ada Manchester United yang juga telah menelan kerugian. Saham tim yang bermarkas di Old Trafford tersebut, tercatat telah mengalami penurunan sebesar 11,06% pada bulan lalu --menurut laporan Marca.
Di samping itu, peforma 'Iblis Merah' sebenarnya sedang bagus-bagusnya. Selain memenangi Derbi Manchester, serta melenggang mulus di ajang Liga Europa, permainan mereka juga membaik sejak kedatangan Bruno Fernandes. Apes, langkah mereka harus terhenti karena pandemi ini.
Bergeser ke kota London, Arsenal bahkan harus menerima kenyataan pahit bahwa juru taktik mereka, Mikel Arteta, divonis mengidap COVID-19. Syukurnya, Arteta kini sudah pulih.
Ronaldo mencium bola. Foto: Sosial media C. Ronaldo
Namun, jika bertanya siapa yang paling dirugikan akibat wabah ini, dengan mengesampingkan sisi finansial, jelas Liverpool adalah korban dari semua ini.
ADVERTISEMENT
Beberapa kali langkah mereka 'dijegal' untuk menjuarai Premier League di musim-musim sebelumnya? Musim ini, saat tinggal butuh dua kemenangan lagi, eh, Premier League ditangguhkan. Penantian gelar juara mereka selama 30 tahun pun kini jadi taruhannya.
Sementara di Jerman, ada Borussia Dortmund yang telah mengalami penurunan harga saham sebesar 36,75% --masih menurut laporan Marca.
Namun, klub-klub Liga Jerman menunjukkan solidaritas mereka. Mereka saling membantu finansial klub-klub lawan. Dortmund tak akan lupa kala Bayern Muenchen memberikan bantuan kepada mereka berupa pinjaman bebas bunga selama sembilan bulan. Hal ini terjadi sekitar rentan tahun 2003.
''Tanpa rival, tidak akan ada bisnis besar yang berjalan,'' bunyi pernyataan Bayern Muenchen.
Saat ini, semua pihak hanya bisa berharap pandemi ini segera berakhir, sembari bersiap untuk melanjutkan kompetisi --jika dilanjutkan, dan membenahi kondisi finansial klub yang telah merugi akibat wabah ini.
ADVERTISEMENT