5 Fakta Bisnis Dodol Ny. Lauw yang Untung Rp 24 Juta, Produksi 10 Ton Saat Imlek

Viral Food Travel
Berita viral seputar Food dan Travel
Konten dari Pengguna
5 Juni 2020 11:56 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Viral Food Travel tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Kue keranjang Foto: Antara/Oky Lukmansyah
zoom-in-whitePerbesar
Kue keranjang Foto: Antara/Oky Lukmansyah
ADVERTISEMENT
Dodol atau kue keranjang yang biasa disajikan sebagai makanan khas perayaan Imlek di Indonesia, ternyata banyak digemari masyarakat. Bagaimana tidak, sebuah produsen dodol di Tangerang ini berhasil bertahan dengan bisnis kuliner yang sudah berdiri sejak 58 tahun silam.
ADVERTISEMENT
Dodol Ny. Lauw banyak digemari masyarakat terutama pada saat Imlek, banyak yang mencari kue keranjang untuk dibawa menjadi oleh-oleh. Kini bisnis ini sudah dipegang oleh generasi ketiga dari sang pendiri.
Berikut 5 fakta seputar bisnis dodol Ny. Lauw legendaris asal Tangerang ini.
Proses Pembuatan Kue Keranjang (Foto: Dok. Novan Nurul Alam )

1. Berdiri sejak 1950-an

Awal mula berdirinya bisnis kuliner ini adalah sosok ayah dari Ny. Lauw yang menjadikan dodol sebagai salah satu usaha sampingan. Meskipun diproduksi dalam sekala rumahan, keluarga ini tetap konsisten menerima pesanan saat sudah mulai banyak dikenal orang.
Alhasil, tahun 1950 menjadi saksi perintisan usaha ini meskipun belum ada nama. Berkat relasi yang terjalin dan juga kualitas yang dibawa, dodol ini menjadi salah satu makanan ikonik yang bisa dijadikan oleh-oleh sepulang dari Tangerang.
ADVERTISEMENT

2. Ambil dari nama keluarga

Setelah semakin banyak pelanggan, akhirnya dodol ini memiliki merek produksi yakni Ny. Lauw yang diambil dari marga keluarga Ibu Lauw Nyim Keng atau Ibu Siti ini. Ide tersebut pertama kali dicetuskan oleh suami dari Winanti atau Ci Iin Lauw sebagai generasi ke-3 yang kini mengelola bisnis kuliner tersebut.
Dengan harga yang dibanderol mulai dari Rp 23–25 ribu setiap kilogramnya, kamu sudah bisa membawa pulang dodol ini, lho. Rasanya yang manis nan legit bisa membuat dodol ini menjadi penyatu keluarga di rumah.
Proses Pembuatan Kue Keranjang (Foto: Dok. Novan Nurul Alam )

3. Produksi hanya saat tahun baru Imlek

Dengan berbalut daun pisang, dodol atau kue keranjang ini lebih banyak diproduksi saat tahun baru Imlek. Karena permintaan pasar yang melonjak di masa tersebut, mereka bahkan bisa memproduksi hingga 10 ton untuk bisa memenuhi kebutuhan para pelanggan setianya.
ADVERTISEMENT
Angka tersebut bisa dua kali lipat bila dibandingkan produksi setiap bulannya yang hanya menghasilkan 300–400 kg dodol. Alhasil, bisnis kuliner ini bisa mendapatkan omzet hingga Rp 24 juta setiap bulannya. Bukan angka yang sedikit, ya?

4. Kini bisa ditemukan di supermarket

Meskipun di awal hanya hasil produksi rumahan, kini produksi dodol Ny. Lauw sudah merambah ke supermarket di area Jabodetabek dan juga toko online.
Dengan rumah produksi yang terletak di Jalan Bouraq, Gang SPG nomor 55, Tangerang ini, mereka tak hanya memasang toko oleh-oleh namun juga bisa memenuhi produksi untuk ke supermarket dan toko online.

5. Dapur lokasi sering digunakan tempat hunting foto

Karena proses produksi yang masih tergolong tradisional, banyak fotografer yang tertarik untuk mengabadikannya. Bahkan saking banyaknya yang tertarik dengan dapur mereka, para fotografer harus mengantre ketika berencana untuk mengambil gambar di sini.
ADVERTISEMENT
Uniknya lagi, karyawan yang membantu Winanti memproduksi kebanyakan adalah tetangga sendiri. Mereka tidak hanya membuka peluang bisnis bagi diri sendiri, namun ternyata juga bisa membantu perekonomian warga sekitar, ya.
Apakah kamu ingin menyambangi lokasi pembuatan bisnis kuliner dodol legendaris yang satu ini juga?