5 Fakta Pemilik Resto Keju-In yang Untung Rp 90 Juta, Dulu Sempat Kerja di BUMN
Konten dari Pengguna
5 Mei 2020 5:07 WIB
Tulisan dari Viral Food Travel tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Namun sebelum ia berhasil seperi sekarang, dulunya ia pernah berdagang aneka kosmetik selama kuliah serta pernah juga berjualan baju.
Simak fakta perjuangannya dalam membangun bisnis kuliner Keju-In di sini!
1. Menguburkan mimpi masuk jurusan kedokteran
Setiap orang tentu memiliki mimpi untuk melanjutkan studi ketika kuliah. Namun siapa sangka, ternyata Iqbal harus menerima kenyataan pahit karena kondisi keluarga yang tidak memungkinkan untuk menyekolahkannya di jurusan kedokteran Universitas Maranatha, Bandung.
Maka ia harus mencoba mencari peluang dan beasiswa sendiri. Beruntungnya ia diterima di jurusan biologi Universitas Padjajaran. Di sana ia berhasil mendapatkan gelar sarjana.
2. Cari uang dengan jualan kosmetik dan baju
Selama berkuliah, ia mencoba berjualan kosmetik untuk menyambung kebutuhan hidup sehari-hari. Di sisi lain, ia juga kerap mengikuti kelas kecantikan untuk bisa memahami produk yang dijual.
ADVERTISEMENT
Setelah menjadi sales produk tersebut, Iqbal memutuskan untuk membantu pamannya berjualan baju. Namun nahas, setelah ia turut membantu, sang paman justru terlilit utang Rp 112 juta.
Sejak saat itu, ia mencoba bekerja dengan sang pemilik uang untuk dapat membayar utang sang paman. Di sana justru ia bisa mendapatkan ilmu berjualan dan memiliki toko sendiri di Pasar Baru, Bandung. Bahkan ia sempat membuka 5 cabang toko yang tersebar di kota Bandung.
3. Sempat bekerja di BUMN namun mengundurkan diri
Saat ia menjalani bisnis baju, ia mencoba bekerja di kantor BUMN. Selama 4 tahun bekerja di sana, ia terpaksa menutup 2 tokonya. Tak hanya itu, ternyata bisnis fashion bukan peruntungannya saat itu. Ia mengundurkan diri dari BUMN, lalu diharuskan membayar penalti sebesar Rp 25 juta.
ADVERTISEMENT
Tak lama setelah ia keluar dari kantor tersebut, omzet usaha baju miliknya justru kian merosot. Namun, karena ia ingin meninggalkan bisnis yang menggunakan transaksi riba, ia memutuskan untuk menutup tokonya di tahun 2016.
Ia hanya memiliki sisa pakaian dagangan serta uang sejumlah Rp 150 ribu yang nantinya akan dijadikan modal bisnis kuliner nya.
4. Memulai dari berjualan namun ditentang keluarga
Setelah keluar dari semua rutinitas lamanya, ia mencoba berjualan dengan branding Keju-In. Modal uang Rp 150 ribu di awal bisa disulap jadi 5 buah bento dan 4 nasi ramen; nasi yang berisi chicken katsu, telur, dan tentunya keju mozzarella.
Semula ia sempat tidak direstui oleh keluarganya. Namun berkat kegigihannya, semakin hari semakin banyak orang yang membeli makanan buatannya itu.
5. Kini miliki 5 kedai yang tersebar di Bandung
Dua tahun berjalan, di tahun 2018 ia membuka cabang di kawasan Gasibu, Bandung. Sejak saat itu, ia bisa memiliki omzet Rp 90 juta setiap bulannya. Omzet tersebut murni dari penjualan bisnis kuliner yang dijalaninya.
ADVERTISEMENT
Siapa yang menyangka bahwa selama ini ia memenuhi kebutuhan operasional kedainya sendirian. Rutinitasnya hanya mondar mandir dari rumah ke pasar dan mengantarkan pesanan makanan konsumennya.
Ia juga menahan diri untuk tidak menggunakan uang pinjaman untuk membesarkan bisnis Keju-In ini. Sungguh bulat tekadnya untuk membangun kuliner keju ini, ya.
Kalau kamu bagaimana? Apakah masih ingin menunda untuk membuat bisnis kuliner sendiri?