Akibat Pandemi Virus Corona, 2 Penjelajah Wanita Ini Terjebak di Kutub Utara

Viral Food Travel
Berita viral seputar Food dan Travel
Konten dari Pengguna
28 Mei 2020 15:30 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Viral Food Travel tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Kutub Utara Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Kutub Utara Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Dua orang penjelajah terjebak di Kutub Utara, Arktik di Kepulauan Svalbard, Norwegia, saat melakukan penelitian di sana sejak September tahun 2019 lalu. Akibat pandemi yang melanda dunia, mereka terpaksa tinggal di sana lebih lama.
ADVERTISEMENT
Dilansir CNN, kedua wanita itu bernama Hilde Falun Strom dan Sunniva Sorby. Tujuan utama penelitian mereka adalah mendorong kepekaan terhadap perubahan iklim di wilayah kutub.
Mereka menghabiskan waktu sembilan bulan mengumpulkan data dan sampel untuk para peneliti di Basembu. Setelah itu, mereka seharusnya dijadwalkan pulang, tetapi rencananya berubah karena pandemi.
Akhirnya mereka harus tinggal di sana lebih lama ditemani anjingnya bernama Ettra dan binatang liar seperti beruang kutub, rusa dan angsa. Cuaca yang sangat dingin, tidak ada air dan listrik harus mereka rasakan berbulan-bulan.
“Kami sangat kedinginan. Tidak ada listrik. Tidak ada air yang mengalir. Ini menantang, tetapi ini adalah area paling indah yang bisa kamu bayangkan,” kata Strom.
Tapi menurut mereka, itu merupakan tempat yang indah bagi sebagian orang yang kerap menjelajah. Selama ini mereka menggunakan tenaga surya dan kincir angin untuk mendapatkan sedikit listrik.
ADVERTISEMENT
Saat terjebak, mereka tinggal di sebuah kabin yang dibangun pemburu paus pada tahun 1930-an. Mereka hidup di ruangan kecil tanpa listrik itu selama tiga bulan lamanya.
“Kami memiliki tujuan ketika kami pergi dan kami akan melanjutkan itu. Kami merasa lebih berguna di sini dari pada di rumah. Tapi itu sulit, karena kita tidak bersama keluarga dan teman-teman kita,” kata Strom.
Keluarga mereka pun cemas dan berusaha melakukan penjemputan pada Mei lalu, tetapi hal itu gagal akibat pandemi. Sampai akhirnya sebuah kapal datang dan membawa mereka pulang.
Sorby mengatakan, mereka beruntung berada di sana karena tidak terdampak langsung dari virus corona. Menurutnya, di sana adalah tempat yang paling aman untuk menghindari pandemi.
ADVERTISEMENT