Cerita Blogger Shasy Pashatama Keluhkan Wisata Sunrise di Candi Borobudur

Viral Food Travel
Berita viral seputar Food dan Travel
Konten dari Pengguna
19 Februari 2020 10:30 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Viral Food Travel tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Candi Borobudur.
zoom-in-whitePerbesar
Candi Borobudur.
ADVERTISEMENT
Siapa yang tidak tahu Candi Borobudur? Candi yang sudah sangat terkenal bahkan ke kancah internasional ini masih menjadi salah satu daya tarik wisatawan yang pergi ke Yogyakarta.
ADVERTISEMENT
Tempat bersejarah ini terletak di Magelang, dekat dengan Yogyakarta, Jawa Tengah. Candi ini sempat menjadi tempat perkembangan agama Buddha kala itu, sebelum pada akhirnya ditelantarkan. Meski begitu, Candi Borobudur masih menjadi tempat favorit wisatawan yang ingin liburan sekaligus belajar sejarah.
Tiket masuk untuk ke Candi Borobudur ini berbeda-beda. Harga tiket wisatawan lokal sebesar Rp 12 ribu untuk anak-anak dan Rp 30 ribu untuk dewasa. Sedangkan wisatawan asing sebesar 10 dolar Amerika atau setara Rp 140 ribu untuk anak-anak dan 30 dolar Amerika atau Rp 420 ribu untuk dewasa.
Selain itu, Candi Borobudur juga menerapkan tiket masuk ketika sunrise. Setiap orang yang datang dapat melihat sunrise yang indah pada pagi hari di Candi Borobudur. Harganya untuk wisatawan lokal sebesar Rp 375 ribu dan wisatawan asing Rp 500 ribu.
ADVERTISEMENT
Namun, ternyata pelayanan yang diberikan tidak sebanding dengan harga tiket masuk yang cukup mahal tersebut. Terlihat dari sebuah thread yang dibuat oleh akun @Pashatama yang menceritakan pengalamannya selama masuk Candi Borobudur ketika sunrise.
Pemilik akun yang bernama Shasy Pashatama itu mengeluhkan pelayanan Candi Borobudur, terutama untuk program masuk Candi Borobudur ketika sunrise. Hal pertama yang dikeluhkan adalah ketimpangan harga ketika masuk Candi Borobudur saat sunrise dan saat masuk pada jam biasanya.
"Jadi untuk sunrise, turis lokal mesti bayar Rp. 370.000 dan turis internasional Rp. 500.000 yang bisa nantinya dituker sama syal souvenir + breakfast," tulis Pashatama.
"Sementara harga normal turis lokal itu Rp. 30.000 dan turis asing $10. Beda banget kan yah sama harga sunrise," lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Selain ketimpangan harga, ia juga mengeluhkan pelayanan petugas keamanan yang kurang ramah dan sopan dalam menyikapi pengunjung. Hal ini dirasakannya ketika ia ingin berfoto bersama teman-temannya mengenakan baju yang bagus, namun disangka foto-foto tersebut untuk kepentingan komersial.
Begitu juga yang dirasakan oleh temannya pada tahun lalu. “Tahun lalu pas sunrise-an di Borobudur temanku bawa payung cantik renda gitu buat foto-foto. Disamperin security ga boleh foto-foto produk. Padahal ga ada yang foto produk. Temanku kemudian diminta hapus semua foto-foto yang udah diambil sama security-nya,” cerita Pashatama.
Meskipun dalam tweetnya ia sudah menjelaskan kepada petugas keamanan, namun tidak ada bentuk pengertian dari sang petugas. Ia sangat menyayangkan sikap yang dilakukan oleh petugas keamanan Candi Borobudur tersebut.
ADVERTISEMENT
Ketika awal membeli tiket sunrise, Pashatama juga tidak dijelaskan aturan-aturan apa saja yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Seperti larangan untuk membawa kamera besar, larangan untuk berfoto komersil, dan aturan lainnya yang tidak dijelaskan, namun dilarang untuk dilakukan.
Selain itu, juga tidak ada pembatasan pengunjung yang bisa datang ketika sunrise, sehingga tidak ada bentuk eksklusivitas yang diberikan oleh pihak Candi Borobudur.
“Selain itu, yang juga menyebalkan adalah dengan harga yang mahal, mereka ga bikin moment sunrise di Borobudur ini jadi eksklusif. Berapapun orang ya masuk aja. Membuat dapet foto sunrise yang bagus aja susah. Mau arep suasana pagi yang syahdu? Ga ada. Rame banget kayak cendol," tambahnya.
Terakhir hal yang dikeluhkan oleh pemilik akun ini ialah makanan yang tidak enak untuk harga yang sangat mahal. Dalam thread-nya ia menuliskan, “soal makanan memang selalu jadi ranah yg relatif buatku, tapi kubisa bilang kalau breakfast buffet di Manohara pas sunrise Borobudur itu ga kepake banget. Goreng pisang ga mateng, makanan berantakan, dll,” cuitnya pada 17 Februari 2020 kemarin.
ADVERTISEMENT
Dengan harga yang terbilang mahal, Pashatama ini berharap bisa mendapatkan pelayanan yang memuaskan. Namun, kenyataannya berbanding terbalik dengan ekspektasi yang dimilikinya. Hal ini perlu menjadi perhatian pihak Candi Borobudur untuk memperbaiki pelayanannya.