China Luncurkan Kereta Api Berkecepatan Tinggi, Kecepatannya Seperti Pesawat

Viral Food Travel
Berita viral seputar Food dan Travel
Konten dari Pengguna
21 Juli 2021 16:33 WIB
·
waktu baca 1 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Viral Food Travel tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Petugas berdiri di pintu kereta cepat yang merupakan kereta pertama yang meninggalkan Stasiun Kereta Api Hankou Wuhan, Hubei, China, Rabu (8/4). Foto: REUTERS / Aly Song
zoom-in-whitePerbesar
Petugas berdiri di pintu kereta cepat yang merupakan kereta pertama yang meninggalkan Stasiun Kereta Api Hankou Wuhan, Hubei, China, Rabu (8/4). Foto: REUTERS / Aly Song
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
China resmi meluncurkan kereta berkecapatan tinggi yang mampu melaju hingga 600 km/jam. Kereta yang menggunakan teknologi maglev ini menjadi kendaraan darat tercepat di Dunia.
ADVERTISEMENT
Dilansir The Independent, Teknologi Maglev yang dikelola oleh China ini menggunakan gaya elektro-magnetik. Sistem ini mampu membuat kereta berjalan di atas rel. Artinya, kereta tidak akan ada kontak dengan rel sata meluncur.
Kereta ini diluncurkan dengan tujuan untuk menyamakan kesamaan kecepatan antara trasportasi darat dan pesawat. Sebelumnya, China telah menggunakan teknologi Maglev untuk jalur pendek antara Bandara Internasional Pudong Shanghai dan pusat kota.
Kereta Api Berkecepatan tinggi di China Foto: Dok. Istimewa
Kereta ini mampu menempuh perjalanan 30 km dengan durasi tuju menit. Meski begitu, teknologi canggih tersebut belum diluncurkan secara nasional.
Teknologi Maglev ini butuh diteliti selama 3 tahun sebelum akhirnya diluncurkan. Kereta yang melaju dengan kecepatan maksimum 600 km/jam tersebut, mampu memangkas waktu tempuh antara Beijing dan Shanghai hingga 2,5 jam yang harus ditempuh 7,7 jam perjalanan.
ADVERTISEMENT
Dengan kereta berkecapatan tinggi itu, jalur tersebut dapat ditempuh selama 5,5 jam. Sedangkan jika menggunakan jalur udara, kedua kota yang berjarak 1.000 km itu harus memakan waktu empat jam di udara.