Sempat Jadi Buruh Cuci, Kini Bangun 100 Gerai Ayam Penyet di 5 Negara

Viral Food Travel
Berita viral seputar Food dan Travel
Konten dari Pengguna
9 Juni 2020 20:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Viral Food Travel tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi ayam penyet. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ayam penyet. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Ayam menjadi salah satu kuliner yang enggak pernah mati. Seperti peluang usaha yang dimunculkan oleh Edy Ongkowijaya yang mendirikan bisnis kuliner D’Penyetz sejak beberapa tahun silam.
ADVERTISEMENT
Perjuangannya dalam mendirikan makanan ini sempat mengalami jatuh bangun yang luar biasa. Saat itu, ia sedang bersekolah di Singapura dan mendapatkan musibah.
Namun dari sana Edy justru melatih kemandirian serta membulatkan tekadnya untuk bisa menjadi seorang pengusaha kuliner. Seperti apa kisah Edy hingga kini bisa membangun lebih dari 100 gerai ayam ini?
Edy Ongkowijaya. Foto: Website D'Penyetz.
Lelaki kelahiran 1977 ini menghabiskan masa muda di Singapura sejak usia 18 tahun. Ia diminta untuk tidak melanjutkan sekolah karena bisnis sang ayah mengalami kebangkrutan.
Namun, pilihan untuk tetap bertahan dijalaninya, meskipun sang ayah bangkrut, ia masih ingin berjuang untuk bisa membiayai dirinya saat sekolah. Ia banting tulang mulai dari bekerja sebagai tukang cuci piring, pelayan restoran, guru les, dan pelatih badminton untuk anak SD.
ADVERTISEMENT
Dari perjuangannya tersebut, Edy bahkan pernah bertahan dengan mengandalkan uang 50 cent kala itu. Saat itu, ia bahkan membiayai keluarga dan adiknya yang bersekolah di Jakarta.
Ilustrasi wisuda. Foto: Pixabay
Setelah memilih untuk bertahan, akhirnya Edy menyelesaikan studinya di Universitas Nanyang Polytechnic, dan mengambil jurusan marketing di tahun 2000. Kemudian perjuangannya berlanjut dengan bekerja pada sebuah perusahaan logistik asal Jepang selama 3 tahun, dan berhasil memboyong sang adik berkuliah di Singapura.
Merasa kurang cocok, ia mencoba bisnis waralaba Es Teler 77 di Orchard Road. Uang modal tersebut berasal dari pinjaman sang teman dan dilepaskan pada 2006 silam.
Dari sana ia mulai mencoba peruntungan bisnis kuliner ayam penyet yang menjadi pilihannya untuk membuka waralaba di Lucky Plaza. Ia bahkan sempat menjalin koneksi dengan media Singapura yang membawa banyak pelanggan yang antre untuk mencicipi kulinernya ini.
ADVERTISEMENT
Namun nasib baik belum berpihak padanya, setelah 2 tahun ia tidak mendapat laporan pembukuan dan pembagian dividen dari bisnis waralaba tersebut. Di tahun 2009 ia membuka usaha Dapur Penyet di Jurong Point Mall.
Edy Ongkowijaya saat menerima penghargaan. Foto: Website D'Penyetz.
Kerja keras pun harus ia jalankan saat itu, ia tak segar turun langsung untuk berjualan meski memiliki karyawan. Ia mengurus mulai dari urusan manajerial, dapur, hingga bersih-bersih.
Edy menunjukkan contoh yang baik bagi para karyawannya, ia dikenal sebagai orang yang rendah hati dan semangat dalam berusaha. Karyawan D’Penyetz pun kini banyak yang setia kepadanya.
Kini Edy bisa melebarkan bisnis kuliner ayam penyetnya dengan membuka lebih dari 100 outlet yang tersebar di 5 negara. Menu yang disajikan pun beragam, ada 20 pilihan yang dihargai mulai dari Rp 12–35 ribu setiap porsinya.
Gerai D'Penyetz. Foto: website D'Penyetz
Edy pun membuka bisnis franchise dari kuliner D’Penyetz. Setiap bahan baku mengambil dari pusat dan bahan lain diambil dari luar. Ia pun menawarkan omzet kemitraan yang bisa dicapai bisa menyentuh angka Rp 300 juta dalam waktu 15 bulan.
ADVERTISEMENT
Memang setiap kerja keras dan kucuran keringat tidak pernah mengkhianati hasil, ya. Apakah kamu juga ingin membuka bisnis kuliner tersendiri? Atau, berminat jadi mitra franchise dari D’Penyetz ini?