news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Semula Dagang Sepatu, Perempuan Ini Banting Setir Jualan Sambal Beromzet Rp 2 M

Viral Food Travel
Berita viral seputar Food dan Travel
Konten dari Pengguna
21 April 2020 21:50 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Viral Food Travel tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi sambal. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi sambal. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Tinggal di Indonesia kurang lengkap rasanya kalau saat makan tak pakai sambal. Kalau kamu pernah ke Surabaya pasti tidak asing dengan produk sambal yang satu ini. Pedasnya tak ada yang menandingi.
ADVERTISEMENT
Yap, Sambal Bu Rudy atau yang dimiliki oleh Lany Siswadi. Ia merupakan salah satu penggiat kuliner di Surabaya yang terkenal karena fotonya menempel di produk bisnis kuliner buatannya. Ternyata untuk mencapai di titik ini, ia dulunya harus berjualan sepatu terlebih dahulu, lho.
Seperti apa ya, kisah perjuangannya hingga bisa memiliki bisnis kuliner sebesar ini?
Bu Rudy Depot Sambel (Foto: Phaksy Sukowati/kumparan)
Semua bermula sejak tahun 1950-an ia mengaku di zaman tersebut masih susah, bahkan ia tidak melanjutkan sekolahnya di Madiun. Ia hanya bisa bersekolah hingga kelas 4 SD.
Setelah itu, ia berpindah ke kota Surabaya untuk melanjutkan hidup. Bisnis pertama yang digelutinya adalah usaha berjualan sepatu di Pasar Turi di tahun 1983. Setelah 7 tahun berjuang, ia harus merelakan mimpinya untuk menjadi pengusaha sepatu karena pasar tersebut terbakar habis.
ADVERTISEMENT
Setelah itu, ia berfokus untuk menjual makanan. Hal yang mendasarinya berjualan makanan adalah pada saat ia masih tinggal di Madiun. Karena keterbatasan ekonomi, ia bahkan biasa untuk memakan nasi dengan sambal alias tanpa lauk dan sayur.
Varian paket sambal Bu Rudy. Foto: Website depotburudy.com
Setelah menikah dengan sang suami yang kebetulan menyukai kegiatan memancing, setiap pulang dari memancing, Lany selalu dibawakan udang. Dari sana, ia mulai mendapatkan ide untuk berjualan sambal bawang dengan udang kering yang didapatnya.
Ia mulai keliling berdagang dengan bermodalkan mobil pick up. Ia berjualan ke warga sekitar tempatnya tinggal. Setelah mendapat keuntungan yang cukup, ia menyewa tempat di Jalan Dharmahusada yang kini juga menjadi cikal bakal besarnya produk Sambal Bu Rudy.
Setelah itu, ia membuka rumah makan di depot yang ditempatinya. Lany menyajikan menu makanan khas Jawa dan memang tidak ada menu pasti. Hingga kini, sambal yang diproduksinya bisa mencapai 3.000 botol dalam sehari.
ADVERTISEMENT
Menu yang ditawarkan juga beraneka ragam, mulai dari sambal udang hingga sambal peda. Meskipun harga cabai berbeda-beda setiap harinya, ia bisa tetap menjaga kualitas produknya hingga kini. Setiap hari ia bisa menghabiskan 400-500 kilogram cabai.
Menu nasi udang empal komplit di Depot Sambal Bu Rudy Foto: Toshiko/ kumparan
Dengan harga Rp 24 ribu setiap botolnya, ia bisa mendapatkan omzet sekitar Rp 2 miliar setiap bulannya. Jika ditanya tentang rahasia dalam menjalani bisnis kuliner ini, ia mengatakan hanya berfokus untuk menjaga kualitas dari sambal yang dibuatnya agar selalu eksis di dunia kuliner.
Hal tersebut terbukti sampai sekarang, meskipun bisnis tersebut dipegang oleh anak-anaknya, hal tersebut tidak mengurangi permintaan pasar yang datang setiap harinya. Setelah bertahan 24 tahun, kini bisnis kuliner Sambal Bu Rudy memiliki 7 cabang di Surabaya dan Gresik.
ADVERTISEMENT
Hebat ya, perjuangan perempuan asal Jawa Timur ini dalam mendirikan bisnis kulinernya. Hingga kini produknya masih menjadi favorit di mata konsumen. Kegigihannya juga menjadikan kisah inspiratif milik Lany bisa ditiru untuk generasi muda sekarang.
Kalau kamu bagaimana? Apakah masih ingin menunda untuk mendirikan bisnis kuliner sendiri?