Tak Bisa Dipesan Antar, Makanan Pakai Gerobak Keliling Tidak Laku
Konten dari Pengguna
26 Maret 2020 11:06 WIB
Tulisan dari Viral Food Travel tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pernah melihat bapak-bapak berjualan nasi goreng, mi ayam, bakso, dan jajanan seputar lewat depan rumahmu? Semenjak adanya fasilitas ojek online hingga kini, nampaknya populasi mereka sedikit berkurang, bukan?
ADVERTISEMENT
Pemilik akun @permataintann00 mencuitkan hasil tangkapan layar fitur Instagram stories milik @novintt yang menunjukkan perjuangan para penjual makanan yang berkeliling menggunakan gerobak.
Semenjak kehadiran layanan pesan antar, @novintt memperhatikan omzet penjual keliling yang turun drastis, bahkan enggak laku.
Profesi yang ditampilkan bermacam-macam, ada yang berjualan ketoprak, memikul bakso, dan tentunya nasi goreng tek-tek. Ada yang tidak laku sama sekali, ada yang hanya habis 20 kg dari total 60 kg bawaannya. Keuntungan Rp 6 ribu bahkan Rp 8 ribu juga sudah menjadi makanan mereka sehari-hari.
Usia juga bukan menjadi halangan untuk mereka berjualan, hal tersebut semata-mata untuk melanjutkan hidup. Seperti Wagimin (80) tahun yang mengatakan pasrah karena usia, ditambah kerinduan akan sosok sang istri.
Kejadian viral ini mendapat aneka tanggapan dari warganet. Seperti cuitan akun @bocahpetoealang, "Pas lagi di jalan jg sering mikir ginian. Kadang jg ada penjual cobek jalan kaki, jual kelakar jalan kaki, sampe mikir siapa ya yg bakal beli. Dan kalo belipun pasti untungnya kan ga seberapa. Apa bisa nutupin kebutuhan mereka :"("
ADVERTISEMENT
"Kalo saya, di saat ngga kepengen beli tp ada uang lebih biasanya saya tny ke penjualnya seporsinya brp, kemudian kasih ke beliau uang seharga 10 porsi, saya blg ke penjualnya: pak, saya engga beli, tp saya belikan 10 porsi untuk orang lain, bapak aja yg pilih siapa yg kira butuh ya," ungkap pemilik akun @morningkoffiee.
Duh, teknologi memang ibarat koin ya; ada dua sisi yang berbeda. Kalau kamu akan menjadi tim yang mana? Membuat dagangan mereka laku atau hanya bisa berharap melalui doa kepada mereka?