Tradisi Islam di Nusantara, Hanya Setahun Sekali dan Penuh Makna

Viral Food Travel
Berita viral seputar Food dan Travel
Konten dari Pengguna
28 Juli 2022 23:32 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Viral Food Travel tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Tradisi Islam di Nusantara. Foto: Rok Rie/pexels
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Tradisi Islam di Nusantara. Foto: Rok Rie/pexels
ADVERTISEMENT
Sebagai negara yang mayoritas penduduknya menganut agama Islam, tentunya terdapat banyak tradisi Islam di negara ini. Apalagi tiap wilayah memiliki ciri dan keunikan tersendiri, makanya makin beragam pula tradisi yang kerap dilakukan.
ADVERTISEMENT
Namun, meski berbeda, bukan berarti hal ini menjadi masalah. Sebab tradisi termasuk salah satu budaya yang harus dihormati selama tidak bertentangan dengan syariat. Malah semakin beragam budayanya, justru semakin banyak hal unik dan menarik yang bisa disaksikan, kan?
Nah, jika kamu penasaran dengan tradisi Islam di Nusantara, yuk simak informasinya di bawah ini. Ketahui tradisi apa saja yang kiranya menarik untuk diikuti.

Tradisi Islam di Nusantara

IlustrasiTradisi Islam di Nusantara. Foto: RODNAE Productions/pexels
Berikut sejumlah tradisi Islam di Nusantara yang telah berlangsung sejak lama. Tradisi-tradisi berikut hanya dilakukan setahun sekali, jadi jangan sampai kamu melewatkan tradisinya jika kamu Muslim.

1. Tradisi Halal Bihalal

Halal Bihalal telah menjadi tradisi tahunan umat Islam, kegiatan ini dilakukan setiap Hari Raya Idul Fitri. Setelah menjalani puasa selama 30 hari dan berlebaran, kerabat akan berkumpul dan saling bermaaf-maafan.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut dilakukan agar di hari yang fitrah (suci), umat Islam bisa kembali suci dan terlepas dari dosa sesama manusia. Tradisi ini sangat baik untuk menjalin silaturahmi antar umat dan mempererat tali persaudaraan.
Halal Bihalal ini bukan hanya lagi menjadi tradisi yang dilakukan di rumah, namun juga di tempat kerja, hingga istana negara. Sampai saat ini, Halal Bihalal masih kerap dilakukan untuk membangun hubungan yang harmonis di masyarakat.

2. Tradisi Suroan (Tahun Baru Islam)

Suroan dilakukan setiap tahun baru Islam, atau setiap 1 Muharram. Adapun kegiatan yang dilakukan adalah introspeksi diri (muhasabah) terkait apa yang telah dilakukan sepanjang tahun sebelumnya. Kemudian berdoa sepanjang malam atau bisa juga berpuasa.
Tradisi ini banyak dilakukan masyarakat Jawa, sebab bagi Muslim di Jawa, bulan suro bukan hanya bulan suci, tapi juga bulan keramat. Sehingga sebaiknya pada bulan tersebut mereka meninggalkan berbagai hal duniawi dan fokus kepada Allah.
ADVERTISEMENT
Selain bermuhasabah, masyarakat juga biasanya melakukan pengajian di masjid pada saat malam. Setelah itu, masyarakat akan berkeliling membawa obor sambil bershalawat.

3. Tradisi Dugderan

Di Semarang sendiri juga terdapat tradisi yang unik dalam rangka menyambut datangnya Ramadhan, yaitu Dugderan. Dugderan adalah festival kota yang meriah dan telah dilaksanakan sejak tahun 1882, tujuannya adalah sebagai sarana hiburan sekaligus dakwah.
Dikutip dari laman dpad.jogjaprov.go.id, tradisi Dugderan ini merupakan cerminan dari perpaduan tiga etnis yang mendominasi masyarakat Semarang yakni etnis Jawa, Tionghoa dan Arab. Nama “Dugderan” diambil dari kata “dugder” yang berasal dari kata “dug” (bunyi bedug yang ditabuh) dan “der” (bunyi tembakan meriam). Bunyi “dug” dan “der” tersebut sebagai pertanda akan datangnya awal Ramadhan.
Tradisi ini biasanya akan dibuka oleh Wali Kota Semarang, kemudian disemarakkan dengan kembang api dan mercon, penanda bahwa besok telah memasuki bulan suci puasa.
ADVERTISEMENT

4. Tradisi Sekaten

Tradisi Sekaten adalah tradisi tahunan di Yogyakarta, setiap tanggal 5 sampai 11 Rabi’ul Awal. Tradisi ini dilakukan untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad S.A.W. Selain itu, Sekaten juga dilaksanakan untuk mengenang jasa-jasa para Walisongo yang telah berhasil menyebarkan Islam di tanah Jawa.
Tradisi Sekaten dulunya berperan dalam penyebaran agama Islam, dilakukan dengan pendekatan seni karena saat itu masyarakat Jawa sedang menggemari kesenian dan gamelan. Dan hingga kini tradisi ini tetap terjaga.
Nah, itu dia sejumlah tradisi Islam yang ada di Nusantara. Kamu sering melakukan tradisi yang mana, nih?
(ADS)