Efek Domino Virus Corona Terhadap Ranah Sepak Bola

Konten dari Pengguna
31 Maret 2020 13:52 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Viral Sport tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Stadion kosong. Foto: Sosial media Real Madrid
zoom-in-whitePerbesar
Stadion kosong. Foto: Sosial media Real Madrid
ADVERTISEMENT
Rasanya tidak berlebihan jika banyak pihak beranggapan bahwa pandemi corona telah berhasil 'mematikan' industri sepak bola. Bagaimanapun juga, wabah ini sudah mengakar ke berbagai sisi kehidupan, tak luput sepak bola, di dalamnya.
ADVERTISEMENT
Ditangguhkannya berbagai kompetisi top dunia, jelas merusak sirkulasi perekonomian di ranah sepak bola. Mulai dari upah para pemain yang 'terpaksa' dipotong, sampai efek domino yang akan timbul meskipun wabah ini nanti sudah bisa redam.
Di Eropa sana, UEFA, selaku otoritas tertinggi sepak bola di Eropa, telah menunda pagelaran EURO 2020 ke tahun depan. Sementara, di level klub, belum ada putusan terkait lanjutan Champions League maupun Europa League.
''Semua akan berubah, tidak akan kembali seperti semula,'' tutur Presiden UEFA Aleksander Ceferin.
Sementara, apabila liga dihentikan musim ini, akan berakibat kepada kondisi keuangan klub yang semakin memburuk.
Marca melaporkan, kerugian yang diderita industri sepak bola di Spanyol akan senilai 700 juta euro (sekitar 12,6 triliun rupiah). Sementara, di dataran Eropa akan menelan total 10 kali lipat dari angka tersebut.
ADVERTISEMENT
Mikel Arteta, merupakan salah satu tokoh sepak bola yang positif corona. Foto: Reuters/Paul Childs
Ini merupakan angka yang sangat fantastis, mengingat industri sepak bola merupakan industri yang besar di Eropa sana. Kerugian-kerugian ini muncul dari beberapa sektor, tak lain dari hak siar, sponsor, maupun hasil penjualan tiket.
Liga Spanyol, Belanda, dan Italia, cenderung tidak akan dilanjutkan dan akan berakhir di tengah kompetisi --menurut laporan Marca--.
Beberapa pemain pun telah menerima kebijakan pemotongan gaji dari timnya. Cristiano Ronaldo dan rekan-rekannya di Juventus, contohnya. Bahkan, Juventus diperkirakan tidak akan lagi mampu membayar upah Ronaldo ketika pandemi ini sudah mereda. Juventus --dan tim lain-- tentu akan memberi prioritas pada pemulihan financial klub saat kompetisi bergulir kembali.
Sementara, di bursa transfer, tidak akan ada upaya 'hambur-hambur' uang, layaknya beberapa musim kebelakang. Tim-tim cenderung masih akan dalam masa pemulihan financial pada bursa transfer mendatang.
ADVERTISEMENT
Menurut CIES Football Observatory, Mahar Paul Pogba saat ini 'hanya' senilai 35 juta euro atau sekitar 631 miliar rupiah. Nilai ini sangat jauh ketimbang kala United meminangnya dari Juventus. Saat itu, Pogba bahkan memecahkan rekor transfer senilai 105 juta euro (sekitar 1,8 triliun rupiah).
Ditundanya Euro 2020 sejatinya bertujuan untuk membantu federasi-federasi sepak bola di Eropa untuk segera menyelesaikan kompetisi domestiknya. Namun, sampai saat ini belum ada pertanda meredanya wabah ini.
Di samping itu, FIFA saat ini akan terus berupaya dengan melakukan evaluasi-evaluasi berkala untuk menentukan kebijakan-kebijakan selanjutnya yang akan diambil, sebagai buntut dari pandemi ini.