Pelari AS Tuntut Pelatih & Nike Rp 283 M karena Sebut Dada & Bokongnya Besar

Konten dari Pengguna
14 Oktober 2021 11:40 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Viral Sport tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Mary Cain, Pelari Amerika Serikat. Foto: Instagram/@runmarycain
zoom-in-whitePerbesar
Mary Cain, Pelari Amerika Serikat. Foto: Instagram/@runmarycain
ADVERTISEMENT
Pelari Amerika Serikat (AS), Mary Cain, mengajukan gugatan USD 20 juta (setara Rp 283 miliar) kepada mantan pelatih dan Nike atas pelecehan seksual yang diterimanya.
ADVERTISEMENT
Pada November 2013, Cain bergabung dengan kelompok pelatihan Proyek Oregon Nike. Setahun kemudian, ia menyabet medali emas nomor 3.000 meter di Kejuaraan Dunia.
Tujuh tahun kemudian, Cain mengungkapkan bahwa Alberto Salazar, pelatihnya kala itu, melancarkan beberapa serangan emosional padanya.
Pelari Amerika Serikat, Mary Cain. Foto: Instagram/@runmarycain
Dalam gugatan, Cain mengeklaim bahwa Salazar telah membuatnya sangat tertekan dan bermasalah dengan gangguan makan, kecemasan, sindrom stres pasca-trauma, dan menyakiti diri sendiri.
"Salazar mengatakan kepadanya bahwa dia terlalu gemuk dan payudara serta bokongnya terlalu besar. Dia mencegah Cain untuk berkonsultasi dan mengandalkan orang tuanya, terutama ayahnya yang seorang dokter," tuduhan gugatan itu dikutip dari Oregon Live.
Kristen West McCall selaku pengacara Cain mengatakan bahwa pihak Nike membiarkan masalah sistemik dan meluas demi kepuasan dan keuntungan mereka sendiri.
ADVERTISEMENT
"Nike membiarkan Salazar mempermalukan wanita, mengobjektifikasi tubuh mereka dan mengabaikan kesehatan dan kesejahteraan mereka sebagai bagian dari budayanya," kata McCall dikutip dari RT.
"Perusahaan bertanggung jawab atas perilaku pelatih mereka. Tugas Nike adalah memastikan bahwa Salazar tidak mengabaikan dan menyalahkan atlet mereka," tambahnya.
Pelari Amerika Serikat, Mary Cain. Foto: Instagram/@runmarycain
Cain memecah keheningannya pada 2019 lalu. Ia mengatakan perbuatan Salazar didukung oleh Nike dan mereka terobsesi untuk menyuruhnya menurunkan berat badan.
"Dia adalah pelatih paling terkenal. Itu adalah tim dengan atlet tercepat di dunia dan itu adalah mimpi yang menjadi kenyataan. Sebaliknya, saya dilecehkan secara emosional dan fisik oleh sistem yang dirancang Salazar dan didukung Nike," kata Cain dikutip dari RT.
Hal-hal tersebut membuat Cain mematahkan lima tulangnya. Ia bahkan sampai melupakan mimpinya, ia hanya mencoba bertahan, dan akhirnya memilih angkat kaki.
ADVERTISEMENT
"Saya bahkan tidak mencoba untuk mengejar Olimpiade lagi. Saya hanya mencoba bertahan. Jadi, saya membuat pilihan yang menyakitkan dan keluar dari tim," tutur Cain.
"Saya terjebak dalam sistem yang dirancang oleh dan untuk pria yang menghancurkan tubuh gadis-gadis muda," pungkasnya.