news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Cerita Kebaikan yang Menular: Malam Mingguan Angkatan SMA

Vita Isvandri
a lifelong learner, a happy housewife and mom, interested in community to empower woman. Graduated from University of Edinburgh, Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia.
Konten dari Pengguna
26 September 2021 17:05 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
15
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Vita Isvandri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi. Foto: Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi. Foto: Unsplash
ADVERTISEMENT
Sebagai makhluk sosial, perasaan jenuh sepertinya sudah menjadi keluhan umum di tengah kondisi pembatasan pertemuan secara langsung saat pandemi ini. Namun, dengan sifat manusia yang selalu berusaha beradaptasi, berbagai pertemuan daring pun digagas agar tetap bisa berinteraksi. Tak hanya lingkup teman kerja atau teman hang out saja, pertemuan daring ini bahkan bisa menjangkau lingkaran pertemanan yang mulai memudar karena aktivitas yang berbeda, seperti teman-teman angkatan sekolah atau kuliah.
ADVERTISEMENT
Cerita kebaikan itu pun dimulai. Beberapa orang teman menggagas ide aktivitas ‘Malam Mingguan Smansa’, sebuah pertemuan informal teman-teman seangkatan di SMA kami melalui platform daring. Setelah lulus lebih dari lima belas tahun, tentu menyenangkan mendengar kabar terbaru dari teman-teman dan bertemu walau hanya dalam layar. Namun, jika pertemuan ini hanya diisi dengan bertukar kabar, tentu akan menjemukan dan tak akan bertahan lama. Karena itu, pertemuan pun dikemas dalam bentuk sharing knowledge agar tak hanya untuk melepaskan kerinduan, tapi juga menambah wawasan, sekaligus memperkuat jaringan.
Pertemuan pertama diisi dengan topik yang sedang ramai saat ini yaitu Perencanaan keuangan keluarga, dari salah seorang kawan dengan latar belakang financial planner. Tema yang tepat untuk para keluarga muda dan disampaikan langsung oleh sahabat yang kita kenal dekat, maka diskusi pun mengalir begitu hidup dan hangat. Rasanya setiap peserta pertemuan yang hadir setuju bahwa pertemuan itu sangat berkesan dan layak untuk diteruskan. Maka, cerita kebaikan itu pun menular.
ADVERTISEMENT
Malam minggu di tiap pekannya semakin ditunggu. Beragam pekerjaan yang digeluti teman-teman yang sudah menjadi professional di bidangnya memiliki berbagai sisi yang menarik untuk dibahas. Sebut saja salah seorang kawan yang sudah menjadi Head of HRD di berbagai startup terkemuka yang mau berbagi pandangan menarik mengenai bagaimana sukses di dunia kerja. Belum lagi, kawan-kawan yang telah menjadi dokter dan berbagi ilmunya, tentu menjadi kesempatan emas bagi teman-teman lain untuk berkonsultasi seputar topik yang mereka bawakan.
Meski begitu, topik pertemuan tidak selalu diisi sesuai latar belakang pekerjaan atau dunia professional yang digeluti kawan-kawan. Beberapa di antaranya memilih topik yang lebih general, seperti 'Bagaimana langkah untuk berbahagia' atau 'Mengelola stress di kala bekerja dari rumah'. Tak kalah menarik, seorang kawan engineer yang lama mengurusi oil and gas di Timur Tengah justru berbagi bagaimana ia dididik dan mendidik anaknya agar terampil bermusik. Tentunya topik ini sangat menarik bagi para orang tua muda dengan sederet pertanyaan kapan sebaiknya anak diperkenalkan dengan musik, lalu bagaimana memulainya dan sebagainya.
ADVERTISEMENT
Selain topik terkait pekerjaan dan pengalaman hidup keseharian, teman-teman juga bisa berbagi dari sumber lain, seperti buku. Beberapa teman yang merasakan pengaruh besar dari buku yang dibacanya, dapat berbagi pandangannya. Sebut saja buku Atomic Habit-New York Best seller yang ditulis James Clear, Pendidikan Berbasis Fitrah yang digagas oleh Ust. Harry Santosa, Fatherman yang ditulis Ust. Bendry dan Sabtu Bersama Bapak karangan Adhitya Mulya. Buku-buku yang dibahas sangat relevan dalam kehidupan keseharian para keluarga muda sehingga diskusi mengalir melebihi kontrak waktu di awal, yang harusnya hanya satu jam.
Bahkan, tanpa disangka usai sesi sharing buku Atomic Habits, justru menularkan satu kebaikan lainnya, yang kami sebut 'Grup Atomic Habits'. Grup ini berisi teman-teman yang mau saling mengingatkan dan mendukung dalam menumbuhkan kebiasaan-kebiasaan kecil yang baik dalam kehidupan sehari-hari. Dalam grup ini, setiap orang yang mendaftar akan mengisi form harian berisi ceklis kebiasaan yang dilakukan hari itu. Bentuk kebiasaan baiknya beragam, tergantung masing-masing individu. Ada yang ingin merutinkan berolahraga, ada pula yang ingin membiasakan membaca buku untuk anak dan banyak kebiasaan baik lainnya yang ditumbuhkan bersama-sama. Di akhir pekan, saat pertemuan malam mingguan, akan ada perayaan kecil untuk peserta yang berhasil melakukan kebiasaan baik paling banyak.
ADVERTISEMENT
Melalui kegiatan malam mingguan seperti ini, kami makin menyadari bahwa satu kebaikan bisa membawa kepada kebaikan lain. Selain hilangkan kejenuhan, aktivitas ini terbukti mampu eratkan ikatan yang melonggar, selain menambah wawasan. Kesediaan satu orang berbagi, berlanjut menjadi belasan episode hingga kini. Tak hanya berhenti di tatanan teori, ide kebaikan ini pun bergulir menjadi komunitas yang berusaha untuk menerapkan langkah nyata membentuk kebiasaan baik lainnya.
Kami pun makin menyadari bahwa setiap orang berarti. Tak perlu menjadi seseorang yang besar terlebih dahulu untuk berbagi. Cukup luangkan sedikit waktu untuk menyelami diri dan menemukan apa yang menarik dalam hidup kita dan bermanfaat untuk orang lain, kemudian membagikannya. Lalu biarkan ia menjadi narasi-narasi kebaikan lainnya, baik bagi diri kita maupun pada diri orang lain yang menyimak kita bercerita. Tanpa kita sangka, narasi kebaikan itu terus bergulir membesar seperti bola salju. Maka, teruslah berbuat baik, karena kebaikan itu menular..
ADVERTISEMENT