Revolusi Kemerdekaan sebagai Saksi Perjuangan Bangsa

Vivi Novita Risqiani
Mahasiswa di Universitas Negeri Semarang
Konten dari Pengguna
1 Mei 2022 14:49 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Vivi Novita Risqiani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber: Dokumen Pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Sumber: Dokumen Pribadi
ADVERTISEMENT
Sebagai warga negara Indonesia, kita seringkali mendengar istilah mengenai revolusi kemerdekaan. Namun apa sesungguhnya revolusi kemerdekaan itu? Revolusi kemerdekaan atau revolusi nasional Indonesia merupakan sebuah peristiwa terjadinya konflik bersenjata yang melibatkan tentara penjajahan kolonial Belanda dan tentara Negara Republik Indonesia. Di masa-masa kemerdekaan, Indonesia telah mengalami berbagai perubahan secara fundamental yang berlangsung relatif singkat dan cepat.
ADVERTISEMENT
Hal ini sebab Indonesia yang semula yakni bangsa yang dijajah kemudian beralih negara yang merdeka alhasil harus segera melakukan perubahan-perubahan dari berbagai sektor yang fundamental. Adapun perubahan-perubahan yang lain menyusul secara perlahan, terkhusus perubahan pada bidang pemerintahan, yang semula dibentuk dengan struktur pemerintahan periode terjajah berubah bentuk pemerintahan baru yang tidak melibatkan campur tangan pihak asing.
Dalam upayanya mencapai kemerdekaan, bangsa Indonesia telah mengalami berbagai rangkaian peristiwa yang mengiringi, antara lain dimulai pada peristiwa proklamasi kemerdekaan pada di tanggal 17 Agustus 1945 sampai dengan adanya pengakuan kemerdekaan Indonesia oleh Belanda pada tanggal 29 Desember 1949. Namun pada masa-masa kemerdekaan Indonesia yakni tahun 1945 sampai dengan tahun 1949, konflik Indonesia dan Belanda yang menyebabkan berbagai pertempuran belum juga mereda. Misalnya dalam rentang waktu empat tahun terdapat dua peristiwa besar yakni peristiwa konflik bersenjata yang disebut dengan Agresi Militer I dan II.
ADVERTISEMENT
Agresi Militer yang dilakukan oleh Belanda merupakan operasi militer yang dilancarkan tepatnya di daerah Jawa dan Sumatra Indonesia, yaitu Juli sampai dengan tanggal 5 Agustus 1947. Agresi Militer Belanda I karena adanya perjanjian Linggarjati yang dilanggar oleh Belanda. Sedangkan pada Agresi Militer Belanda II pada tanggal 19 Desember 1948 sampai dengan tanggal 5 Januari 1949, yang disebabkan oleh pelanggaran perjanjian Renville oleh pihak Belanda, karena Belanda ingin menguasai wilayah NKRI kembali.