
"GUBUK KALA"
Sekilas tak ada yang aneh ketika membaca plang yang tertera di kanopi sebuah gedung dua lantai itu. Sebuah rumah yang terasing dari keramaian, di mana pemiliknya menjual kopi dan makanan ringan. Layaknya kedai kopi biasa, gedung itu dipenuhi pelanggan yang silih berganti mengisi ruangan dengan aroma dan tawa.
Namun bagi Baruna, itu bukan sekadar kedai kopi. Itu adalah tempat dia menjual masa depannya 12 tahun lalu.
Lanjut membaca konten eksklusif ini dengan berlangganan
Keuntungan berlangganan kumparanPLUS
Ribuan konten eksklusif dari kreator terbaik
Bebas iklan mengganggu
Berlangganan ke newsletters kumparanPLUS
Gratis akses ke event spesial kumparan
Bebas akses di web dan aplikasi
Kendala berlangganan hubungi [email protected] atau whatsapp +6281295655814