Raksasa E-Commerce Jepang Ikut Menambang Mata Uang Elektronik

VVibu
Jejapangan dan sekitarnya
Konten dari Pengguna
13 September 2017 14:35 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari VVibu tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Raksasa E-Commerce Jepang Ikut Menambang Mata Uang Elektronik
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Mata uang elektronik tengah menjadi primadona hampir di seluruh dunia, tidak terkecuali di Jepang. Bahkan salah satu raksasa e-commerce dan layanan digital di negara matahari terbit ini ikut menyatakan bahwa mereka akan membuka lini usaha untuk menambang mata uang elektronik. Salah satu mata uang elektronik paling populer di dunia, Bitcoin kini diperdangkan dengan nilai tukar mencapai 53 juta Rupiah per 1 Bitcoin. Seperti dikutip dari Coindesk, kepopuleran mata uang elektronik ini mendorong DMM, perusahaan e-commerce asal Jepang untuk membuka usaha tambang mata uang elektronik pada akhir tahun 2017, apabila ujicoba yang tengah mereka lakukan saat ini sukses. Selain operasi penambangan mata uang elektronik, DMM juga akan meluncurkan mining pool dan layanan cloud mining. Hanya saja, DMM memang belum menjelaskan lebih detil mata uang elektronik apa yang akan mereka tambang. DMM mengatakan bahwa tambang ini akan menjadi salah satu yang terbesar di dunia pada tahun 2018. Mereka juga berencana untuk masuk ke jajaran tiga besar dunia di masa yang akan datang.
ADVERTISEMENT
Ini adalah kali kedua perusahaan besar Jepang mengumumkan bahwa mereka akan mulai menambang mata uang elektronik. Sebelumnya perusahaan GMO, juga berencana untuk meluncurkan lini bisnis yang sama dengan membuka tambang mata uang elektronik di kawasan Eropa.
DMM yang berdiri pada tahun 1999 oleh Keishi Kameyama ini awalnya bergerak di industri pornografi, sebelum akhirnya berkembang menjadi raksasa e-commerce dan layanan digital. Perusahaan ini juga mempunyai anak perusahaan yang merupakan perusahaan forex terbesar kedua di dunia dari segi volume trading, menurut angka pada tahun 2014. Sumber: VVibu