Merger dan Anak Tangga Ke-8

Wahyu Agung Prihartanto
Saya karyawan Pelindo III, Pendidikan Master Marine PIP Semarang, Pengamat & Penulis Kepelabuhanan & Sosial
Konten dari Pengguna
19 September 2021 16:27 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Wahyu Agung Prihartanto tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Mensitir Aspek.id 16 September 2021, diungkapkan bahwa dampak dari program merger Pelindo Bersatu adalah menjadi operator terminal peti kemas terbesar ke-8 di dunia. Dan spin-off merger Pelindo direncanakan tanggal 1 Oktober 2021.
ADVERTISEMENT
Posisi Indonesia?
Sumber: UNCTAD, Drewry Maritime Research, 2016
Tabel di atas, mengurutkan 10 dari 40 pelabuhan peti kemas teratas berdasarkan volume yang ditangani secara acak. Secara keseluruhan jumlah peti kemas yang ditangani 415,9 juta TEUs, atau hampir 60 persen dari total dunia. Pelabuhan di Asia menguasai sepertiga pasar dengan Indonesia, melalui Tanjung Priok, menyumbang 1,3%. Indonesia menduduki peringkat 26, walaupun mengalami kenaikan through put 6,0%.
Pelabuhan internasional menangani lebih dari 80 persen volume perdagangan global. Pelabuhan sebagai simpul rantai transportasi, maka ketersediaan akses pasar, rantai pasokan, jaringan konsumen/produsen adalah mutlak. Pelabuhan harus siap beradaptasi, baik dalam lanskap ekonomi, kelembagaan, peraturan, dan operasi. Tumbuhnya kekuatan kompetitif yang mempengaruhi pelabuhan menekankan perlunya tingkat kinerja melampaui standar, seperti optimalisasi operasi, pengurangan biaya, efisiensi waktu dan pemasaran.
ADVERTISEMENT
Pada saat yang sama, beberapa megatren mempengaruhi industri pelabuhan, khususnya segmen pelabuhan peti kemas. Kecenderungan ini mencakup konsentrasi dan konsolidasi yang meningkat di pasar pelayaran kapal, ukuran kapal, dan munculnya aliansi besar, sehingga diperlukan partisipasi sektor swasta. Sejak awal pemerintah perlu segera menyiapkan perusahaan pelayaran nasional untuk menyiapkan kapal mother vessel yang dapat mengangkut peti kemas ekspor ke destinasi utama dengan menggandeng main line operator (MLO).
Terlepas dari perlambatan volume peti kemas baru-baru ini, pelabuhan perlu melakukan penyeimbangan pertumbuhan yang berfokus pada ekspor dan investasi. Terbukti meskipun terdampak pandemi negara-negara yang berfokus pada dua unsur tersebut tetap mendominasi sektor pelabuhan peti kemas. Tujuh dari 10 pelabuhan peti kemas teratas berada di Tiongkok. Hampir setengah dari volume yang ditangani oleh 40 peringkat teratas pada tahun 2016 dikaitkan dengan pelabuhan peti kemas di Cina.
Kapal kargo antre menunggu waktu sandar di dermaga Pelabuhan Tanjung Priok yang dikelola PT Pelindo 2. Foto: Wendiyanto/kumparan
Pengalaman negara lain membuktikan, bahwa setiap kemacetan pelabuhan di terminal hub utama dapat mempengaruhi pelabuhan Asia lainnya dan mengganggu operasi feeder di wilayah tersebut. Dan hanya pelabuhan yang berhasil meningkatkan volume, jaringan aliansi kapal, permintaan yang kuat dan penyebaran kapal yang lebih besar, berhasil menembus kemacetan oleh hub tersebut.
ADVERTISEMENT
Pada tahun 2016, Pelabuhan Singapura meningkatkan posisinya dibandingkan tahun sebelumnya tetapi terus dalam volume tren menurun 0,1 persen. Volume di Tanjung Pelepas turun 8,8 persen. Tren positif di Filipina, Thailand, dan Vietnam membantu mengimbangi dampak pertumbuhan yang lebih lambat di sektor manufaktur China. Sementara itu, Kolombo terus mencatat pertumbuhan through put setelah pembukaan terminal ketiga serta meningkatkan kapasitas 18.000 TEUs ke atas.
Algeciras menempati peringkat pertama di Mediterania, dengan peningkatan volume sebesar 5,2 persen. Sebagai perbandingan, volume di Pelabuhan Valencia turun 0,2 persen. Kinerja kedua pelabuhan tersebut dipengaruhi oleh perselisihan perburuhan. Namun, gangguan perburuhan baru-baru ini di Piraeus tampaknya telah berhenti dengan privatisasinya. Pelabuhan tersebut melaporkan peningkatan volume sebesar 14,1 persen, karena kehadiran Perusahaan China Ocean Shipping (Group). Dampak dari meningkatnya preferensi operator untuk kapal yang melakukan lebih banyak panggilan langsung tampaknya mempengaruhi pelabuhan pengiriman di Mediterania dan di Eropa Utara.
ADVERTISEMENT
Kinerja pelabuhan Amerika Utara beragam. Volume meningkat sebesar 8,5 persen di Los Angeles, karena membaiknya situasi ekonomi dan kepercayaan konsumen di Amerika Serikat. Pertumbuhan volume pelabuhan Amerika Utara juga mencerminkan meningkatnya permintaan impor Asia, yang didukung oleh nilai tukar yang menguntungkan.
Dari beberapa kondisi pelabuhan dunia di atas, senyampang dengan agenda pemerintah menuju level pelabuhan no. 8 dunia, poin-poin penting dapat diambil benang merahnya. Tingkat kinerja pelabuhan yang melampaui standar (optimalisasi operasi, pengurangan biaya, efisiensi waktu dan pemasaran). Menyiapkan kapal mother vessel dan kesiapan peti kemas yang memadai. Pengembangan Pelabuhan berfokus pada ekspor dan belanja modal. Meningkatkan volume, jaringan aliansi kapal, permintaan dan penyebaran kapal yang lebih besar. Pembukaan terminal baru untuk meningkatkan kapasitas. Dan, terakhir menciptakan stabilitas ekonomi dan kepercayaan pasar.
ADVERTISEMENT
Sekian, semoga bermanfaat.
(*) Penulis, Buruh Pelabuhan, tinggal di Sidoarjo