Pilot Citilink Dilarang Terbang karena di Bawah Pengaruh Obat

22 Desember 2017 18:22 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Citilink Airbus A320 (Foto: Dok. Citilink)
zoom-in-whitePerbesar
Citilink Airbus A320 (Foto: Dok. Citilink)
ADVERTISEMENT
Pesawat Citilink jenis Airbus A320 PK-GQU dengan tujuan Palembang-Batam-Kualanamu pada hari Jumat (22/12) mengalami penundaan akibat pilot yang mengendalikan pesawat tersebut, Kristianto, diduga di bawah pengaruh narkotika. Namun, Citilink membantah hal itu.
ADVERTISEMENT
"Itu karena minum obat flu batuk. Dan kita sesuai prosedur manajemen di Citilink itu langsung diganti untuk tetap meneruskan penerbangan. Nah, pilotnya pemerikaan awal ada indikasi minum obat batuk dan itu sudah dikasitahu ke pihak BNN dan juga otoritas bandara terkait pada saat random check," ujar Vice President Corporate Communication Citilink Indonesia, Benny S Butarbutar, saat dikonfirmasi kumparan (kumparan.com), Jumat (21/12).
Untuk menguji kebenaran kondisi Kristianto, kata Benny, pihaknya telah bekerja sama dengan BNN untuk memeriksa pilotnya tersebut. Hasil pemeriksaan tersebut akan keluar dua pekan sejak dilakukannya pemeriksaan.
"Hasilnya itu kan harus diproses lagi untuk memastikan. Sejauh ini memang dia catatan yang diterima manajeman Citilink adalah terindikasi unsur obat batuk flu gitu. Kita masih nunggu hasil pemeriksaan yang masih berlangsung dua minggu lagi di BNN," kata Benny.
ADVERTISEMENT
Benny menjelaskan penerbangan dengan tujuan Palembang-Batam-Kualanamu tetap dilanjutkan namun dengan pilot yang berbeda. "Penerbangan lanjut, pilotnya enggak dong. Pilotnya diganti," katanya.
Selama menunggu hasil pemeriksaan, Kristianto beristirahat di sebuah hotel di Batam dan tidak dizinkan untuk terbang.
"Lagi di istirahatin di hotel di Batam karena menunggu hasil. Barusan dibilang hasil pemeriksaannya dua minggu lagi dibolehkan untuk pulang untuk istirahat serta enggak ada pengaruh lainnya," ujar Benny.
Benny mengatakan akan menindak tegas jika Kristianto memang terbukti positif menggunakan narkoba.
"Random check itu bagian kerja sama Citilinik dengan BNN untuk memastikan agar aktivitas penyalahgunaan narkoba itu juga berjalan dengan efektif di industri penerbangan. Itu hasil kesepakatan kita loh. Kita pokoknya enggak main-main," jelas Benny.
ADVERTISEMENT