kumplus- opini Prabu

Male Entitlement: Mengapa Laki-Laki Tidak Bisa Menerima Penolakan?

Wanda Roxanne Ratu Pricillia
Penulis, buruh NGO, mengelola kelas Puzzle Diri dan platform Cerita Kubi. Belajar tentang Psikologi dan Kajian Gender.
19 Juli 2022 12:08 WIB
·
waktu baca 4 menit
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Katanya benci dan cinta itu beda tipis. Namun, pada kasus-kasus pembunuhan yang dilakukan pacar dan suami kepada pasangannya, apakah mereka juga benci untuk mencinta? Mengapa korban kekerasan hingga pembunuhan (femicide) terus didominasi perempuan?
Banyak sekali contoh kasus kekerasan terhadap perempuan yang berujung pada pembunuhan dan/atau pemerkosaan. Tidak jarang di antaranya kita mendengar bahwa alasan pelaku membunuh hanya karena korban menolak cinta pelaku, baik yang merupakan mantannya, teman dekat, pacar, suami, hingga praktik honor killing oleh anggota keluarga yang lain.
Pada Juni 2022, dunia menyoroti kasus pembunuhan Naira Ashraf dari Mesir, yang dibunuh Mohammed A. setelah Naira menolak lamarannya. Pada 2020, kita menyaksikan pembunuhan brutal Pinar Gultekin di Turki yang dilakukan oleh mantan pacarnya. Kasus femicide juga terjadi di Pematangsiantar, saat RD dibunuh pacarnya, Liharmansyah Saragih. Alasannya sama, RD menolak ajakan Liharmansyah untuk menikah.
Lanjut membaca konten eksklusif ini dengan berlangganan
Keuntungan berlangganan kumparanPLUS
check
Ribuan konten eksklusif dari kreator terbaik
check
Bebas iklan mengganggu
check
Berlangganan ke newsletters kumparanPLUS
check
Gratis akses ke event spesial kumparan
check
Bebas akses di web dan aplikasi
Kendala berlangganan hubungi [email protected] atau whatsapp +6281295655814
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten