Hening
Konten dari Pengguna
1 Mei 2017 3:21 WIB
Tulisan dari Anggi Kusumadewi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
malam bulan baru
kamarmu harum melati
derap menggema di angkasa berdebu
pasukan Izrail turun berselubung seratus belati
ADVERTISEMENT
bola mata mengintai dari balik kaca
nada jernih melempar sapa
“wahai bala tentara langit,
apa tengah berlangsung pertempuran sengit?”
“pertarungan adalah abadi.”
“untuk itu kau sandang belati?”
“agar jiwa-jiwa terbebas dari jerat penjara kehidupan,
berdiam tenang dalam dekap kegelapan.”
kau mengangguk, seakan mengerti ucapan dingin itu
dia berdiam takzim, memerhatikan rupa-rasa dunia
menghirup aroma fana yang kian menyengat menyerbu
meraba hati para makhluk yang sulit bersetia
ia mundur, menjauh dari jendela
“sampai jumpa.”
kau menatap mata hitam obsidiannya dalam-dalam
“ya, hingga kudipeluk kekal kelam.”
belati-belati meluncur ke bumi
menyebar, merangsek, menancap ke segala penjuru
menjemput yang lelap tertidur, yang riang bernyanyi, yang hangat dikecup, yang memandang hari esok, yang terbakar amarah, yang sekarat dibantai, yang digempur sunyi
aliran merah darah terhenti, lalu beku membiru
ADVERTISEMENT
seketika
yang ada hanya
hening
April 2017