news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Bayi dengan Stunting Rentan Terserang Penyakit Degeneratif

Konten Media Partner
14 September 2018 14:49 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bayi dengan Stunting Rentan Terserang Penyakit Degeneratif
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Ilustrasi balita dan postur tubuh. Sumber gambar: Kemenkes RI
Bayi pendek atau biasa disebut dengan stunting, rentan terserang penyakit degeneratif. Serangan ini, tidak serta merta langsung dialami bayi yang dinyatakan stunting, melainkan dalam jangka panjang.
ADVERTISEMENT
Hal itu diungkapkan oleh Hartanto, Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Pasuruan, saat berada di kantornya, Jumat (14/9/2018).
“Kalau anak stunting, metabolismenya terbatas,” terangnya.
Hartanto menjelaskan, bayi stunting memiliki tingkat kecerdasan lebih rendah dari bayi normal seusianya. Bukan hanya itu, bayi stunting harus merasakan efek dari terganggunya perkembangan otak, pertumbuhan fisik, dan metabolisme.
“Saat bayi stunting tumbuh dewasa, mereka akan mudah terkena penyakit degeneratif,” ungkap Hartanto.
Diketahui, dalam jangka panjang, bayi stunting mudah terserang penyakit beresiko tinggi, seperti diabetes, obesitas, jantung dan pembuluh darah. Selain itu penyakit berbahaya macam kanker, stroke hingga disabilitas, menghantuinya ketika sudah beranjak dewasa atau usia tua.
Riza Khoiriyah, Kasie Kesehatan Keluarga dan Gizi Dinkes Kota Pasuruan menambahkan, stunting dapat meningkatkan angka kematian, angka kesakitan, penurunan fungsi kognitif, motorik dan bahasa.
ADVERTISEMENT
Selain dampak kesehatan, stunting juga dapat menimbulkan kerugian finansial dimana akan meningkatkan biaya kesehatan dan perawatan kesakitan anak.
Dengan sederet kerugian dan dampak yang harus dirasakan, masyarakat Kota Pasuruan, terbilang masih kurang menyadari bahaya stunting. Hal ini terungkap dalam hasil survey bulan timbang, Agustus tahun 2017. Dinas Kesehatan Kota Pasuruan, mendeteksi bayi dengan stunting di Kota Pasuruan menembus angka 2.696 kasus.