Cuaca Buruk, Tanaman Kentang di Pasuruan Kena Imbas

Konten Media Partner
12 Februari 2019 9:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Cuaca buruk membuat tanaman kentang di Desa Wonorejo, Kecamatan Lumbang, Kabupaten Pasuruan, menjadi tidak sehat. Akibatnya petani terancam merugi, karena harga jual kentang menjadi rendah.
ADVERTISEMENT
Angin kencang membuat tanaman kentang menjadi rusak, daun mengering, bahkan kentang yang seharusnya sebesar genggaman tangan orang dewasa, kini menjadi setengah lebih kecil.
“Kentang yang berumur 100 hari seharusnya panen, tapi kalau pada saat umur 70 hari sudah diterjang angin, itu sudah menandakan kerugian petani,” ujar Heri salah satu petani kentang saat ditemui wartabromo, pertengahan minggu kemarin.
Tidak hanya angin kencang, kerusakan juga disebabkan karena curah hujan yang berlebihan.
Intensitas hujan ini, menurut Heri dapat memunculkan embun beku atau biasa disebut sebagai embun upas.
Dikatakan Heri, embun upas ini sangat berbahaya bagi tanaman kentang, dikarenakan di dalamnya mengandung zat kimia cukup berbahaya untuk tanaman, seperti belerang.
Sekedar diketahui Lumbang merupakan kawasan lereng Gunung Bromo, sehingga tak heran jika tanaman kentang sering terpapar belerang setelah munculnya embun upas.
ADVERTISEMENT
“Dalam satu panen biasanya hanya melakukan 20 kali pengobatan, tapi kalau cuaca buruk seperti ini bisa sampai 25 kali pengobatan,” imbuh Heri.
Ketika cuaca buruk, hasil panen kentang yang seharusnya berbuah besar akan menjadi kecil dengan harga jual senilai Rp5.000 hingga Rp7.000/kg. Sedangkan untuk bibit kentang unggul 1kg seharga Rp20.000. Hal ini sudah menunjukkan kherugian para petani kentang.
“Petani kentang sekarang ini, bisa dikatakan rugi total, bibitnya saja sudah seharga Rp20.000/kg, belum juga beli obatnya” pungkas Hari.