Diajak Ngopi Bareng Kapolres, Petani Tembakau Malah Sambat Prostitusi

Konten Media Partner
5 Oktober 2018 9:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Diajak Ngopi Bareng Kapolres, Petani Tembakau Malah Sambat Prostitusi
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Kapolres Probolinggo AKBP. Fadly Samad mengajak petani tembakau ngopi bareng di Desa Besuk Kidul, Kecamatan Besuk. Tak hanya seluk beluk pertanian tembakau, ajang itu juga dimanfaatkan petani untuk wadul maraknya prostitusi di kecamatan setempat.
ADVERTISEMENT
Ngopi bareng di gudang tembakau milik Didik Mustadi itu, sebenarnya bincang-bincang santai membahas kamtibmas dan pesta demokrasi. Ada juga disinggung hoax yang berkembang pesat di media sosial. Selain Kapolres, ada juga anggota DPRD Kabupaten Probolinggo, Camat Besuk, kepala Desa, tokoh agama dan masyarakat, serta petani tembakau.
“Pak kapolres, sebenarnya pembangunan di Kecamatan Besuk ini sangat pesat dan dirasakan warga. Namun, pembangunan itu tak diimbangi oleh keimanan yang memadai. Salah satu contohnya disini banyak lubang berjalan (prostitusi, red) pak. Contohnya di Sindet, nah bagaimana mengatasinya karena itu juga penyakit,” kata Samsul, salah satu tokoh agama.
Namun belum selesai berbicara, ia diinterupsi oleh Kepala Desa Sindetlami, Sudaipi.
“Sindet sudah bersih. Itu yang dimaksud masuk Desa Randu Jalak,” kata pria berkumis tebal itu diiringi tepuk tangan lainnya.
ADVERTISEMENT
Terkait keluhan itu, Kapolres mengatakan penutupan warung yang menyediakan wanita nakal, tidak bisa sepenuhnya dilimpahkan ke pemerintah saja. Warga, termasuk tokoh agama dan tokoh masyarakat punya peranan dalam memberantas praktek-praktek maksiat itu.
“Misalkan kita terapkan hukumnya, paling kena berapa? Setelah itu balik lagi atau pindah ke tempat lain. Karena itulah, mari kita bersama-bersama bergerak,” kata Fadly.
Fadly sendiri, berharap masyarakat ikut berperan serta dalam pelaksanaan demokrasi. Meski begitu, masyarakat diminta untuk tetap teguh menjalin keharmonisan antar sesama warga. Tidak terpengaruh pilihan politik praktis dalam pesta 5 tahunan itu.
“Karena pilihan kita nantinya, yang menentukan masa depan bangsa, saya berharap masyarakat ikut berperan. Jika ingin sejahtera, maka rasa aman harus ditingkatkan terlebih dahulu. Jangan menjadi penyebab perpecahan, beda pilihan boleh asal tali persaudaraan tetap terjaga, karena yang menolong kita ketika tertimpa musibah itu tetangga, bukan yang dicoblos,” himbau pria asal Makassar ini.
ADVERTISEMENT