Ditanya Difteri, Kadinkes Kota Probolinggo Ngacir

Konten Media Partner
17 Desember 2018 12:57 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ditanya Difteri, Kadinkes Kota Probolinggo Ngacir
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Suasana imunisasi difteri di kantor PD Aisyiyah Kota Probolinggo jalan Soekarno-Hatta, Senin (17/12/2018).
ADVERTISEMENT
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Probolinggo, drg. Ninik Ira Wibawati, ngacir saat dikonfirmasi terkait rendahnya capaian ORI Difteri di wilayahnya, Senin (17/12/2018). Sementara itu, Wakil Wali Kota Probolinggo terpilih, Soufis Sobri berharap peran seluruh lapisan masyarakat untuk turut mensuksekan imunisasi difteri.
Ngacirnya Ninik itu terjadi saat dirinya usai memberi sambutan di acara sosisalisasi dan imunisasi difteri di kantor PD Aisyiyah Kota Probolinggo jalan Soekarno-Hatta. Saat hendak keluar dari acara, sejumlah jurnalis meminta konfirmasi kepada Kadinkes terkait rendahnya capaian ORI Difteri di Kota Probolinggo.
Namun, Ninik enggan memberikan keterangan terkait hal itu. “Bu satu menit saja,” kata salah satu jurnalis. Tetapi permintaan itu tidak diindahkan dan memilih ngacir dengan alasan ada acara lain. “Saya ada acara, sudah ditunggu. Ke staf saja ya,” kata Ninik sambil meninggalkan kejaran wartawan.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, dalam sambutan di hadapan pengurus Aisyiyah, Ninik mengatakan ORI Difteri pada putaran pertama tak menemui kendala sehingga mencapai 93,93 persen. Sementara pada periode kedua, capaian ORI Difteri menurun. Masyarakat, menurut Ninik terpengaruh dengan isu haram vaksin difteri yang mengemuka.
“Yang periode tiga ini, menjadi pekerjaan rumah bagi kami. Karena berharapa dukungan lintas sektor untuk mensukseskan ORI Difteri,” ujar Ninik saat memberi sambutan.
Sementara itu, Wakil Wali Kota Probolinggo terpilih, Soufis Sobri mengatakan mendukung penuh langkah Unicef dalam mengentas kasus Difteri. “Harus kami dukung sebagai regulator di Kota Probolinggo, jangan sampai menunggu arahan. Imunisasi bisa menimbulkan dampak KLB jika tidak sejak dini dilakukan. Perlu dukungan dari semua pihak, seperti ulama dan lintas sektoral lainnya. Jika penangannya lambat, maka ini akan menjadi bumerang di kemudian hari,” katanya.
ADVERTISEMENT