news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Empati Korban Bencana, Bupati Pasuruan Minta Warga Tak Pesta Petasan di Malam Tahun Baru

Konten Media Partner
28 Desember 2018 9:00 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Empati Korban Bencana, Bupati Pasuruan Minta Warga Tak Pesta Petasan di Malam Tahun Baru
zoom-in-whitePerbesar
Empati Korban Bencana, Bupati Pasuruan Minta Warga Tak Pesta Petasan di Malam Tahun Baru (1)
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Stop hura-hura di malam pergantian tahun 2018-2019.
Empati ke korban bencana, Bupati Pasuruan, Irsyad Yusuf meminta warga, tidak menggelar kegiatan hura-hura di malam tahun baru 2019 nanti. Hal lain, ditujukan ke warga untuk tidak bermain petasan, karena dianggap berbahaya.
ADVERTISEMENT
Permintaan itu disampaikan melalui surat edaran 300/659/424.076/2018, per 27 Desember 2018, ditandatangani dan disebarkan Irsyad ke kepala OPD dan Camat di Kabupaten Pasuruan.
“Memperhatikan terjadinya bencana dan musibah di sebagian wilayah Indonesia serta sebagai bentuk keprihatinan dan empati atas kejadian dimaksud, maka kepada Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan Camat agar mengintruksikan seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN) di unit kerja masing-masing untuk tidak melakukan kegiatan yang berlebihan/tidak bermanfaat/bersifat hura-hura, melanggar norma-norma hukum dan agama,” poin pertama surat edaran.
Selanjutnya, Gus Irsyad, panggilan akrabnya juga meminta Camat meneruskan himbauan atau permintaan itu ke pihak desa atau kelurahan se-Kabupaten Pasuruan.
Satu poin penting dalam surat ini juga adanya permintaan orang tua, benar-benar mengawasi putra putrinya untuk tidak menggelar kegiatan hura-hura. Kemudian, untuk mencegah kemungkinan terjadinya bahaya, ia juga melarang warga menyalakan kembang api maupun petasan, yang dapat memicu ledakan.
ADVERTISEMENT
Terakhir, Gus Irsyad menegaskan kembali untuk bersama saling menjaga rasa tenggang rasa, turut menunjukkan sikap prihatin dan empati kepada korban bencana alam.
Sekedar diketahui, baru-baru ini, tsunami menerjang Selat Sunda. Lima Kabupaten, terbagi di Provinsi Banten dan Provinsi Lampung terdampak tsunami hingga setidaknya 430 korban tewas dan 1.500-an luka-luka hingga puluhan lainnya dikabarkan masih hilang.