Mengaku Istri Petinggi Polri, Wanita asal Pasuruan Bikin Heboh

Konten Media Partner
12 Desember 2018 16:00 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mengaku Istri Petinggi Polri, Wanita asal Pasuruan Bikin Heboh
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Seorang wanita asal Pasuruan mendadak ramai diperbincangkan di media sosial. Ketenarannya ini bukan karena suatu prestasi, melainkan kontroversi atas pengakuannya sebagai istri petinggi polri.
ADVERTISEMENT
Wanita ini diketahui bernama Rita Meutia Ridwan, warga Perum Graha Candi Blok H No.4 Kec. Bugul Kidul, Kota Pasuruan.
Hampir setiap hari, melalui akun Facebooknya bernama R Meutia Ridwan, Ia memancing anggota facebook agar membully orang tertentu. Meutia sendiri memiliki sebuah grup facebook bernama Grup New Wapo.
Kedoknya terungkap, ketika Ia mendampingi seorang wanita bernama Yusthina, untuk menagih hutang ke salah satu istri Tentara dari kesatuan elite di jawa timur. Sekali lagi dengan mengaku sebagai Ibu Bhayangkari, yakni sebagai istri Brigjen Pol. Teddy Minahasa Putra, Wakapolda Lampung.
Tidak yakin dengan ucapan Meutia, sang komandan yang istrinya ditagih hutang, mengecek nama istri Brigjen Pol Teddy di mesin pencarian google. Namun tidak didapati nama Meutia sebagai seorang istri Mantan Kapolda Banten itu.
ADVERTISEMENT
Dari sinilah, kebohongan Meutia mulai terendus. Apalagi, ketika ditanya kartu anggota dan KTP, Meutia malah menunjukkan kartu ATM. Tak terima dengan cara Meutia menagih hutang, istri tentara yang berinisial “LR” itu meminta pengacaranya, Didik Lestariyono untuk segera melaporkan kejadian ini ke pihak berwajib.
“Kami akan segera melaporkan Meutia Ridwan ke Polda Jawa Timur atas dugaan Penipuan karena mengaku-ngaku sebagai istri pejabat dengan Pasal 378 KUHP,” ujar Didik, Selasa, 11/12/2018.
Menurut Didik, hingga saat ini Meutia masih memposting tulisan bersifat memancing dan mempengaruhi agar orang-orang yang berkomentar menulis ujaran kebencian. Meutia pun dilaporkan ke Polda Jatim beserta orang-orang yang mengomentari tulisan Meutia dengan kalimat-kalimat ujaran Kebencian.