AJI Ungkap 640 Kasus Kekerasan terhadap Jurnalis dalam Satu Dekade

Konten Media Partner
3 Mei 2018 14:28 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi wartawan Udin (Foto: Muhammad Faisal Nu'man/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi wartawan Udin (Foto: Muhammad Faisal Nu'man/kumparan)
ADVERTISEMENT
Aliansi Jurnalis Independen (AJI) mengungkap terdapat 640 kasus kekerasan dialami jurnalis dalam kurun 10 tahun terakhir. Berbagai bentuk kekerasan, berupa fisik, intimidasi atau teror, perampasan alat kerja sampai penghilangan paksa hasil karya.
ADVERTISEMENT
Hal itu diungkap dalam siaran pers AJI Surabaya, dalam rangakaian Hari Kebebasan Pers se-Dunia, Kamis (3/5).
Disebut kemudian, kekerasan dalam satu dekade itu, di antaranya terjadi pada wartawan Radar Madura, Ghinan Salman, pada 2016. Ia dikeroyok pegawai negeri sipil saat melakukan peliputan dan kasusnya pun tak kunjung disidangkan.
“Begitu juga dengan jurnalis Harian Surya, Sugiono yang dituduh mencemarkan nama baik dalam UU ITE ketika berusaha memverifikasi informasi,” lanjut AJI dalam siaran pers.
Bahkan, beberapa jurnalis dibunuh karena berita. Prabangsa, jurnalis Radar Bali, dibunuh pada 2009 lalu. Ada berbagai kasus pembunuhan terhadap jurnalis yang belum juga dituntaskan. Kasus pembunuhan ‘terbengkalai’ itu salah satunya, kasus Fuad Muhammad Syafruddin alias Udin, jurnalis Bernas, yang dibunuh pada 1996 silam.
ADVERTISEMENT
Selanjutnya, keprihatinan juga adanya intervensi pemilik media ke ruang redaksi. Dalam catatan AJI kali ini, disebut pemilik media, khususnya mereka yang merangkap sebagai pemilik sekaligus ketua partai.
“Dalam banyak kasus, media massa ini malah berubah menjadi corong politik partai pemilik media,” lanjut AJI.
Selanjutnya AJI menyatakan, banyak pekerjaan rumah bagi para jurnalis untuk mewujudkan kebebasan pers. Menurut AJI, kemerdekaan itu adalah bebas dari rasa takut ketika berbicara tentang praktik ketidakadilan, bebas menjadi jurnalis yang bukan corong rezim, bukan pula tadah ludah pemilik media partisan.
“Ketika itu belum juga terwujud, maka kebebasan pers belum sepenuhnya menemukan bentuknya,” jelas AJI.
Selamat Hari Kebebasan Pers se-Dunia.