news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Polisi Probolinggo Belasan Tahun Mengajar Lare Tengger

Konten Media Partner
2 Mei 2019 12:26 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Polisi Probolinggo saat mengajar. Foto: Bripka Fandi Ahmad Habibi
zoom-in-whitePerbesar
Polisi Probolinggo saat mengajar. Foto: Bripka Fandi Ahmad Habibi
ADVERTISEMENT
Setiap manusia dilahirkan untuk menjadi pendidik, siapa saja dan dimana saja. Kata-kata itu menjadi pedoman Bripka Fandi Ahmad Habibi, anggota Polsek Sumber, Kabupaten Probolinggo. Ia sudah belasan tahun blusukan mengajar Lare Tengger. Medan sulit dan sarana-prasarana tak memadai bukan halangan.
ADVERTISEMENT
Laporan: Sundari Adi Wardhana, Probolinggo
BRIPKA Fandi Ahmad Habibi, warga Kelurahan/Kecamatan Wonoasih, Kota Probolinggo, di kalangan masyarakat Kecamatan Sumber, tak hanya dikenal sebagai polisi. Ia juga dikenal sebagai pejuang pendidikan untuk masyarakat terpencil. Ya, di sela-sela tugasnya menjaga keamanan dan ketertiban, Fandi juga terbiasa mengajar siswa di pelosok desa terpencil itu.
“Daerah ini, medannya tak bisa dikatakan mudah karena berada di pegunungan. Jalan naik turun, makadam hingga berlumpur menjadi santapan biasa masyarakat setempat. Tak jarang, karena kondisi ini pula menjadi kendala majunya pendidikan di kawasan tersebut. Ya gak apa apa saya mengajar demi kemajuan anak-anak di daerah terpencil,” tutur Fandi
Ps. Kanit Binmas Polsek Sumber ini, kepada wartabromo.com mengatakan, mulai mengajar sejak 2005 silam atau setahun setelah dirinya lulus pendidikan kepolisian. Di awal karirnya, ia ditempatkan di Samapta Polres Probolinggo. Setelah itu, Brigadir muda ini, digeser ke Polsek Sumber dan menjadi Bhabinkamtibmas Desa Pandan Sari. Saat di desa inilah, hatinya terketuk untuk membagi ilmu pengetahuan yang dimilikinya. Yakni dengan mengajar di sekolah dasar setempat. Minimal sekali dalam seminggu. Selama 10 tahun lamanya.
ADVERTISEMENT
Kemudian 4 tahun lalu, dirinya digeser ke Desa Ledokombo. Kebiasannya mengajar itu, tetap dijalani seperti semula.
“Minimal seminggu sekali, namun kadang tak tentu. Sebab, saya juga keliling ke desa lainnya, seperti di Desa Gemito hingga desa lain. Saya termotivasi untuk memajukan pendidikan di kawasan terpencil, di kawasan tersebut masih kekurangan guru. Selain membantu, ini kami lakukan karena ingin menyalurkan bakat saya,” kata suami dari Dian Puspitasari, GTT SDN Wonoasih 2 Kota Probolinggo ini.
Dalam hal mengajar, ia mengaku tak mengalami kesulitan. Sebagai polisi, materi utamanya yang diajarkan adalah terkait hukum. Namun, penyuluhan itu diberikan kepada kelas tinggi (kelas 4,5 dan 6 SD, juga SMP). Sementara bagi kelas rendah, yakni kelas 1-3 SD dan TK, yang diberikan adalah pengenalan pada polisi sahabat anak dan polisi cilik.
ADVERTISEMENT
“Juga materi pembelajaran di hari itu, yang di kelas tidak ada gurunya. Bisa matematika, ya sejarah dan lain-lain. Namun, yang paling disuka anak-anak adalah permainan. Materi-materi pembelajaran itu, saya pelajari dari buku-buku yang dimiliki istri yang kebetulan juga guru. Selain itu, juga didapat dari Perpustakaan Daerah yang kami ajak kerjasama,” terang ayah dari Ahmad Faizar Fitriansyah Habibi Putra dan Nizam Aqillalloh Habibi Putra itu.
Pria kelahiran Sidoarjo 36 tahun silam ini, menuturkan banyak pengalamannya. Ada beberapa hal yang dialami, seperti bertemu dengan anak yang paling nakal di SDN Ledokombo I. Meski nakal, ternyata siswa ini takut dengan Bripka Fandi.
“Selain nakal, kalau kata temannya juga jarang mandi ketika ke sekolah, mungkin ini pengalaman yang unik selama mengajar. Juga banyak yang ngajakin foto, bahkan ada juga yang meminta untuk gendong,” katanya.
ADVERTISEMENT
Kepala SDN Ledokombo 1, Suhariyanto, mengaku cukup terbantu dengan keberadaan Bripka Fandi. Sebab banyak anak didiknya yang termotivasi untuk bersekolah berkat bimbingan Fandi. “Dengan kondisi alam yang sulit, anak didik saya sangat rajin untuk masuk sekolah. Apalagi kalau pas jadwal dia mengajar. Bapak Fandi sangat telaten menghadapi siswa-siswa, meski kami sendiri tidak pernah memberinya honor,” ujarnya.
Pengalaman ini, tentu tak akan diterima jika Bripka Fandi tak ikut dalam memajukan pendidikan. Bahkan institusinya bekerja, yakni Polres Probolinggo memberikan perhatian. Pada Jumat (26/1/2019) lalu, ia mendapatkan penghargaan sebagai pengajar dan pendidik di daerah terpencil dari Kapolres Probolinggo AKBP. Eddwi Kurnianto.