112 Ribu Liter Pasokan BBM Tambahan dari Pertamina Tembus Palu

2 Oktober 2018 9:42 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Bahan Bakar Minyak (BBM) menjadi salah satu kebutuhan mendasar, khususnya di situasi bencana seperti pascagempa dan tsunami di Palu dan sekitarnya di Sulawesi Tengah. PT Pertamina (Persero) melakukan berbagai upaya untuk mendistribusikan BBM, dari kota-kota terdekat.
ADVERTISEMENT
External Communication Manager Pertamina, Arya Dwi Paramitha, mengatakan telah berhasil memasok tambahan BBM ke wilayah terdampak bencana di Palu. Ada sebanyak 112 ribu liter yang tiba pada Senin (1/10) tengah malam.
“BBM tersebut dipasok dari Terminal BBM Tolitoli, Poso, Donggala, Makassar dan Gorontalo,” katanya saat dikonfirmasi kumparan, Selasa (2/10). Dia menambahkan, pengiriman BBM dari kota-kota terdekat itu, dilakukan melalui jalur darat.
Sebelumnya, Pertamina juga telah memasok BBM ke Palu melalui jalur udara. Pengiriman dengan menggunakan Pesawat Air Tractor dari Bandara Juwata Tarakan, Kalimantan Utara. Pesawat tipe AT 802 itu membawa 4.000 liter Solar untuk menyokong bantuan operasional pemulihan pascabencana alam gempa dan tsunami di Palu dan Donggala.
Warga mengantre BBM di SPBU selama 4 hingga 5 jam untuk mendapatkan bahan bakar. (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
Pesawat yang dioperasikan oleh PT Pelita Air Service, dibawa oleh Captain Benjamin, berangkat Senin (1/10) pagi pukul 06.45 WITA dari Tarakan dan mendarat di Bandara Mutiara SIS Al-Jufrie, Palu pukul 09.05 WITA.
ADVERTISEMENT
Selain BBM, Pertamina hari ini juga berhasil memasok Elpiji untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. “Di tengah kondisi yang terbatas dan serba sulit, teman-teman (Pertamina) di Palu dapat mengaktifkan agen Elpiji yang ada,” kata Arya.
Dia menjelaskan, sebagian tim Pertamina termasuk operator juga turut menjadi korban gempa dan tsunami. Akibatnya ada sebagian yang belum bisa dihubungi.
Gempa berkekuatan 7,4 magnitudo yang terjadi pada Jumat (28/9) pukul 18.02 WITA dan kemudian diikuti dengan tsunami, memang memorak-porandakan berbagai infrastruktur. Termasuk kelistrikan dan telekomunikasi. Hal ini menjadi kendala komunikasi dan koordinasi penyaluran bantuan dan penanganan korban.