Airlangga Hartarto Puji Industri Makanan-Minuman Dalam Negeri

7 November 2017 19:51 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto di Solo. (Foto: Dok. Humas Kemenperin)
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto di Solo. (Foto: Dok. Humas Kemenperin)
ADVERTISEMENT
Industri makanan dan minuman (mamin) nasional menjadi kontributor terbesar Produk Domestik Bruto (PDB) manufaktur, yang pada kuartal III 2017 tumbuh 9,46% atau naik dibandingkan capaian di kuartal II 2017 sekitar 7,19%.
ADVERTISEMENT
“Sektor ini juga berperan penting dalam memberikan kontribusi terhadap PDB industri nonmigas,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, melalui keterangan resmi Selasa (7/11). Hal ini disampaikan Menperin, pada kunjungan kerja di PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk., Sragen, Jawa Tengah.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, industri mamin mampu menyumbangkan PDB industri nonmigas pada triwulan III 2017 sebesar 34,95% atau tertinggi dibandingkan sektor lainnya. Industri barang logam, komputer, barang elektronik, optik dan peralatan listrik memberikan kontribusi 10,46%, sementara industri alat angkutan 10,11%.
Menurut Airlangga, industri mamin merupakan salah satu sektor yang strategis dan masih mempunyai prospek cerah untuk tumbuh di Indonesia.
“Industri ini juga mendorong produksi sektor pertanian, melalui pengolahan dan penyerapan bahan bakunya serta mampu membuka lapangan kerja yang banyak,” paparnya.
ADVERTISEMENT
Kementerian Perindustrian mencatat, kontribusi tenaga kerja sektor industri didominasi oleh industri makanan sebanyak 3,3 juta orang atau sebesar 21,34%.
Sementara itu pada rentang Januari-September 2017, nilai investasi industri mamin mencapai Rp 27,9 triliun untuk penanaman modal dalam negeri (PMDN), dan sebesar 1,4 miliar dolar AS untuk penanaman modal asing (PMA).
“Kami tengah memacu pengembangan inovasi dan penerapan standar keamanan produk di industri mamin nasional agar lebih berdaya saing di kancah global. Dengan begitu akan mendorong perluasan pasar ekspor,” ungkap Airlangga. Pada periode Januari-September 2017, nilai ekspor produk mamin termasuk minyak kelapa sawit mencapai 23,3 miliar dolar AS, yang membuat neraca perdagangan Indonesia menjadi positif.
Ilustrasi Supermarket. (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Supermarket. (Foto: Pixabay)
Namun demikian, Airlangga meminta industri mamin memanfaatkan potensi pasar dalam negeri secara maksimal. “Indonesia dengan memiliki jumlah penduduk sebanyak 258,7 juta orang, menjadi pangsa pasar yang sangat menjanjikan,” tuturnya.
ADVERTISEMENT
Meski secara umum industri makanan-minuman menyumbang kinerja yang baik terhadap perekonomian nasional, namun beberapa kategori produk justru mengalami penurunan penjualan. Data yang dirilis Nielsen, sepanjang Januari-September 2017 penjualan mie instan, susu bubuk, dan minuman (kopi dan teh) pertumbuhannya negatif dibandingkan periode yang sama setahun lalu.
Penjualan mie instan turun 5,5% secara volume dan 2,7% secara nilai. Sedangkan penjualan susu bubuk turun 0,2% (volume) dan 1,5% (value), sementara teh turun 7,6% (volume) dan 4,9% (value), sedangkan kopi penjualannya turun 1,5% (volume) meskipun secara nilai tumbuh positif 3,8%.