BI Prediksi Inflasi Oktober 2017 Sebesar 0,08%

22 Oktober 2017 10:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Bank Indonesia. (Foto: Reuters/Iqro Rinaldi)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Bank Indonesia. (Foto: Reuters/Iqro Rinaldi)
ADVERTISEMENT
Bank Indonesia (BI) memprediksi laju inflasi selama bulan Oktober 2017 akan terkendali. Sebab harga beberapa komoditi mulai kembali normal.
ADVERTISEMENT
Asisten Gubernur Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Dody Budi Waluyo mengatakan, berdasarkan hasil survei pemantauan harga (SPH) minggu ketiga Oktober 2017, inflasi selama bulan ini sebesar 0,08% month to month (mtm).
Menurut Dody, beberapa komoditi yang mengalami inflasi yaitu beras dan cabai merah. Adapun komoditi yang mengalami deflasi yaitu bawang merah dan bawang putih.
"SPH minggu ketiga 0,08% (mtm). Komoditi inflasi seperti beras, cabai merah. Komoditi deflasi seperti bawang merah, bawang putih," ujar Dody kepada kumparan (kumparan.com), Minggu (22/10).
Sebelumnya, Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara optimistis inflasi secara tahunan sebesar 3,7% hingga 3,8% (yoy) atau masih sesuai dengan target yakni 4 plus minus 1%.
ADVERTISEMENT
"Jadi sejauh ini inflasi sesuai ekspektasi. Kenapa BI punya ruang penurunan suku bunga itu karena kami yakin inflasi terkontrol bisa di bawah 4%, menuju ke arah 3,8%-3,7% (yoy)," jelasnya.
Cabai yang dijual di pasar   (Foto: REUTERS/Beawiharta)
zoom-in-whitePerbesar
Cabai yang dijual di pasar (Foto: REUTERS/Beawiharta)
Seperti diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan indeks harga konsumen (IHK) bulan September 2017 mengalami inflasi sebesar 0,13% month to month (mtm). Adapun laju inflasi bulan lalu secara tahunan sebesar 3,72% year on year (yoy).
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, laju inflasi bulan lalu relatif stabil jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang mengalami deflasi 0,22% (mtm). Adapun secara tahunan, inflasi bulan lalu lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 3,82% (yoy) dan jauh lebih rendah dibandingkan dengan September 2015 sebesar 6,83% (yoy).
ADVERTISEMENT