Bitcoin Terus Terperosok, Dana USD 30 Miliar Sirna

18 Januari 2018 5:14 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Cryptocurrency Art Gallery (Foto: Flickr)
zoom-in-whitePerbesar
Cryptocurrency Art Gallery (Foto: Flickr)
ADVERTISEMENT
Nilai Bitcoin terus terperosok, hingga cryptocurrency ini pada Rabu (17/1) waktu Amerika Serikat (AS) berada di bawah USD 10.000. Posisi tersebut merupakan nilai terendah Bitcoin sejak Desember lalu.
ADVERTISEMENT
Jika dihitung dari posisi tertingginya pada Desember lalu yakni USD 19.783, nilai Bitcoin saat ini sudah anjlok sekitar 50%. Hal ini membuat dana USD 30 miliar sirna dalam 24 jam terakhir.
Mengutip data CoinDesk.com, Reuters melansir Bitcoin melewati harga di bawah USD 10.000 pada sekitar pukul 04.00 waktu AS. Hanya empat jam kemudian, posisi Bitcoin terus turun dan ada pada posisi USD 9.677. Dalam pekan ini saja nilai Bitcoin turun 30%.
CBS melansir, tak jelas apa yang menyebabkan pekan ini menjadi saat yang berat bagi Bitcoin. "Volatilitas sangat umum terjadi di dunia cryptocurrency," kata Mati Greenspan, analis investasi di eToro yang berbasis di Tel Aviv.
Namun regulasi dari otoritas keuangan dan moneter sejumlah negara, yang cenderung menekan Bitcoin, diperkirakan menjadi pemicu anjloknya nilai mata uang virtual ini. Pada awal pekan ini, pejabat China menjajaki langkah-langkah untuk membatasi perdagangan cryptocurrency, yang sudah dilarang di bursa.
ADVERTISEMENT
Sementara investor di Korea Selatan dan Jepang, dua negara perdagangan cryptocurrency terbesar, menunggu di tengah ketidakpastian peraturan negara mereka soal uang kripto ini.
Bitcoin (Foto: Flickr)
zoom-in-whitePerbesar
Bitcoin (Foto: Flickr)
Bitcoin mendekati rekor harga tertinggi di kisaran USD 20.000 pada pertengahan Desember lalu. Saat itu, uang vitual ini diperdagangkan di dua bursa berjangka terkemuka di dunia, yakni CBOE dan CME di Chicago, Amerika Serikat. Tapi sejak itu nilai Bitcoin turun tajam, seiring pengawasan yang ketat.
Kejatuhan nilai tukar ini tak hanya dialami Bitcoin, tapi juga criptocurrency lainnya seperti Ethereum and Ripple. Penurunan tajam pekan ini terjadi setelah Korea Selatan dan China dilaporkan berpotensi melarang perdagangan uang virtual.