Dari NTT, Indonesia Berharap Bisa Setop Impor Garam

20 November 2017 16:40 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Garam. (Foto: Dok. Menko Maritim)
zoom-in-whitePerbesar
Garam. (Foto: Dok. Menko Maritim)
ADVERTISEMENT
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) bekerja sama dengan PT Garam (Persero) untuk membangun pabrik garam industri di kawasan lahan pergaraman terintegrasi di Bipoli, Kupang, Nusa Tenggara Timur. Pabrik yang akan dibangun ini, masih dalam skala pilot project.
ADVERTISEMENT
Deputi Bidang Teknologi Agroindustri dan Bioteknologi BPPT, Enyati Listiani mengatakan saat ini Indonesia masih tergantung pada garam industri dari impor. Dengan pembangunan pabrik garam industri, diharapkan mengurangi atau bahkan menghilangkan sama sekali ketergantungan dari impor.
"Konsep pembangunan proyek percontohan tersebut untuk mengelola sumber daya air laut secara terintegrasi dan satu kawasan. Jadi nantinya dapat diperoleh berbagai komoditas produk antara lain garam industri, trace mineral, produk budi daya perikanan dan artemia," kata dia di Kantor BPPT, Jakarta, Senin (20/11).
Dipilihnya NTT menjadi pilot project karena daerah tersebut berpotensi untuk dikembangkan menjadi kawasan lahan pergaraman modern. Selain di Bipoli, wilayah-wilayah potensial lainnya antara lain di Teluk Kupang, Sabu Raijua, Negekeo, Ende dan Waingapu.
Petambak sedang membersihkan tambak garam. (Foto:  ANTARAFOTO/Basri Marzuki)
zoom-in-whitePerbesar
Petambak sedang membersihkan tambak garam. (Foto: ANTARAFOTO/Basri Marzuki)
BPPT memperkirakan NTT memiliki lahan potensial sebesar 15 ribu hektare. Dengan pembangunan lahan pergaraman secara modern maka potensi produksi garam industri dari provinsi itu diperkirakan mencapai 1,5 juta ton per tahun.
ADVERTISEMENT
Saat ini Indonesia masih harus mengimpor garam industri terutama dari Australia sebanyak 1,8 juta ton per tahun.
Pabrik yang akan dibangun masih skala percontohan. Jika proyek ini berhasil maka diharapkan dapat diterapkan pada sentra penggaraman lainnya. Sehingga industri garam nasional mampu meningkatkan nilai tambahnya secara keseluruhan, sekaligus membuktikan bahwa garam industri berkualitas baik dapat diproduksi di dalam negeri.
Pelaksanaan kegiatan kerjasama BPPT dan PT Garam (Persero) akan dimulai pada akhir tahun ini. Pada 2018, akan dimulai proyek percontohan pabrik refinery garam untuk menghasilkan garam industri yang akan dikerjakan bersama-sama antara BBPT dan PT Garam.