Disebut Terlalu Ambisius Bangun Infrastruktur, ini Tanggapan Jokowi

17 Oktober 2017 14:32 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi bangunan PLTU. (Foto: Getty Images)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi bangunan PLTU. (Foto: Getty Images)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Presiden Joko Widodo mengakui, di bawah pemerintahannya Indonesia gencar membangun infrastruktur. Hal itu disampaikannya dalam orasi ilmiah dalam rangka Dies Natalis ke-60 Universitas Diponegoro (Undip) di Stadion Undip Semarang, Selasa (17/10).
ADVERTISEMENT
"Kenapa infrastruktur kita bangun jawabannya di situ, kita ingin daya saing kita lebih baik dari negara lain. Global competitiveness kita harus diperbaiki, tahun ini cukup lumayan meloncat dari 41 ke 36 dari 137 negara," katanya di hadapan warga Undip.
Menanggapi penilaian bahwa dirinya terlalu ambisius membangun infrastruktur, terutama dalam proyek pembangkit listrik 35.000 MW, Jokowi menegaskan tidak masalah dengan anggapan tersebut.
"Pembangkit listrik ini juga infrastruktur, kenapa dibangun? Kita banyak yang menyampaikan kita terlalu ambisius dalam lima tahun menargetkan 35.000 MW padahal 72 tahun kita hanya bisa membangun 53.000 MW. Tidak apa-apa, target harus besar, ambisi harus seperti itu," ujarnya seperti dikutip dari Antara.
Menurut dia, jika target tersebut tidak ditetapkan tinggi maka daya saing Indonesia akan tertinggal jauh dibandingkan negara-negara lain. Hal itu sejatinya ia menegaskan menyangkut daya saing Indonesia yang tertinggal dibandingkan negara lain.
ADVERTISEMENT
"Ongkos, biaya transportasi di Indonesia dibandingkan negara-negara sekitar di Malaysia, di Singapura, ongkos 2,5 kali lipat lebih mahal artinya untuk membawa barang dari satu tempat ke tempat lain itu 2-2,5 kali lipat lebih mahal," papar Jokowi. Hal itu artinya bahwa barang yang dijual di Indonesia akan lebih mahal dibandingkan negara lain.
Presiden juga menyampaikan berbagai proyek infrastruktur yang terus digenjot dengan APBN yang fokus pada infrastruktur. Misalnya jalan tol yang dibangun di Jawa, Sumatera, Kalimantan, hingga Sulawesi dan Papua.
Anggaran untuk infrastruktur juga melompat signifikan dari Rp 177 triliun pada 2014 menjadi Rp 401 triliun pada 2017.
"Airport juga sama, negara kita memiliki 17 ribu pulau, ada yang bisa pakai kapal tapi ada yang tidak bisa pakai kapal, oleh sebab itu juga di pulau-pulau terpencil di Natuna, Miangas, kita bangun airport," katanya.
Presiden Jokowi resmikan jalan tol di Sumsel (Foto: Biro pers setpres)
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Jokowi resmikan jalan tol di Sumsel (Foto: Biro pers setpres)
Peraturan Presiden Nomor 58 Tahun 2017 tentang Perubahan atas Perpres 3/2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional mencatat terdapat 245 proyek strategis nasional ditambah dua program dengan estimasi total nilai investasi Rp 4.197 triliun.
ADVERTISEMENT
Dari proyek-proyek tersebut, tercatat 13 proyek senilai Rp 444 triliun berada di Maluku dan Papua, 27 proyek (Rp 155 triliun) di Sulawesi, dan 15 proyek (Rp 11 triliun) di Bali dan Nusa Tenggara.
Proyek yang paling banyak berada di Jawa dengan total 93 proyek dengan estimasi nilai Rp 1.065 triliun disusul pembangunan di Sumatera dengan 66 proyek (Rp 884 triliun).