Gunung Agung Meletus, Menpar Akui Target Kunjungan Turis Tak Tercapai

1 Desember 2017 20:20 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Erupsi Gunung Agung Bali pada Senin (27/11) (Foto: REUTERS/Johannes P. Christo)
zoom-in-whitePerbesar
Erupsi Gunung Agung Bali pada Senin (27/11) (Foto: REUTERS/Johannes P. Christo)
ADVERTISEMENT
Pemerintah menargetkan kunjungan 15 juta wisatawan mancanegara (wisman) pada tahun 2017 ini. Namun Menteri Pariwisata Arief Yahya menyatakan, target tersebut tak akan tercapai antara lain akibat letusan Gunung Agung di Bali.
ADVERTISEMENT
Mantan Direktur Utama PT Telkom itu mengungkapkan, tiga tujuan utama wisatawan mancanegara di Indonesia adalah Bali, Jakarta, dan Kepulauan Riau. "Bali masih yang utama, jadi bencana letusan Gunung Agung itu besar dampaknya terhadap capaian target kunjungan wisatawan asing," katanya di sela kegiatan Sail Sabang 2017 di Teluk Sabang, Kota Sabang, Pulau Weh, Aceh, Jumat (1/12).
Menurutnya, hingga akhir tahun ini jumlah wisman diperkirakan hanya akan mencapai 14 juta pengunjung. Itu artinya sebesar 93% dari target.
"Ini (bencana alam) sudah terjadi. Kalau belum sih saya masih bisa mengatakan ada harapan (bisa tercapai)," ujar Menpar.
Menteri Pariwisata, Arief Yahya (Foto: Ela Nurlaela/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Pariwisata, Arief Yahya (Foto: Ela Nurlaela/kumparan)
Dia menjelaskan dari total kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia, 40% di antaranya berkunjung ke Bali. Sementara Jakarta dan Kepulauan Riau, masing-masing menyumbang 40% dan 30% kunjungan wisman. Selebihnya tersebar ke berbagai destinasi wisata lain di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Bahkan, lanjut Arief, perhelatan Sail Sabang 2017 ini pun tak akan bisa mendorong target wisman di 2017 ini. Sebab, acara ini diproyeksikan hanya akan membidik 3 ribu wisman saja.
"(Sail Sabang 2017) enggak bisa (bantu), jadi Sail Sabang 2017 itu terus terang hanya dapat 3 ribu (wisman). Bali itu sehari aja 15-20 ribu (wisman). Sehari 15 ribu wisman atau kalau dirupiahkan devisanya Rp 250 miliar, kalau ngitung sisa hari mulai tanggal 25 atau 26 November itu 36 hari, kalau dikalikan Rp 250 miliar berarti kerugian kita berpotensi Rp 9 triliun devisa, 'kan kalau bandara ditutup, tutupnya 100%," pungkasnya.