Menteri Perminyakan Saudi Kunjungi Irak, Harga Minyak Bisa Menguat

22 Oktober 2017 9:26 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Baghdad, Irak (Foto: Instagram/@baghdadcity)
zoom-in-whitePerbesar
Baghdad, Irak (Foto: Instagram/@baghdadcity)
ADVERTISEMENT
Menteri Perminyakan Arab Saudi Khalid al-Falih berkunjung ke Irak pada Sabtu (21/10). Kunjungan kenegaraan ini dimaksudkan untuk kerjasama ekonomi dan meningkatkan koordinasi soal pengendalian harga minyak dunia.
ADVERTISEMENT
Dalam pidato pada pembukaan Pameran Internasional di Baghdad, seperti dilansir Reuters, Falih mengatakan kerja sama antara Irak dan Arab Saudi berkontribusi pada perbaikan dan stabilitas pasar minyak dunia.
"Contoh terbaik dari pentingnya kerjasama antara kedua negara adalah tren peningkatan dan stabilitas yang terlihat di pasar minyak," kata Falih, yang disambut tepuk tangan para hadirin, menteri, pejabat senior dan pengusaha Irak.
Pidato Falih ini merupakan pidato resmi pertama pejabat tingga Arab Saudi di hadapan publik Irak, setidaknya dalam 3 dekade terakhir. Kedua negara mulai memulihkan kerjasama pada 2015, setelah hubungan diplomasi Arab Saudi-Irak memburuk akibat invasi Saddam Husein ke Kuwait pada 1990.
Perbaikan hubungan 2 negara ini, diharapkan Irak dapat memperbaiki ekonomi negaranya. Sementara Arab Saudi juga berharap, Irak dapat menjadi kekuatan penyeimbang Iran di kawasan Teluk.
Ilustrasi kilang di tengah laut. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kilang di tengah laut. (Foto: Thinkstock)
Dengan mencairnya hubungan, Falih mengatakan sebuah komite bersama sedang dibentuk membangun kemitraan dan mengaktifkan kembali kerjasama ekonomi. Arab Saudi dan Irak merupakan produsen terbesar di Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC).
ADVERTISEMENT
OPEC, Rusia dan beberapa negara produsen minyak lainnya, pada awal 2017 menyetujui perjanjian untuk memangkas produksi guna meningkatkan harga minyak. Mereka berkomitmen melakukan pengurangan produksi sampai Maret 2018.