‘Paradise Papers’ Ungkap Investasi Rusia di Facebook dan Twitter

7 November 2017 9:38 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi media sosial (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi media sosial (Foto: Pixabay)
ADVERTISEMENT
‘Paradise Papers’ mengungkap aliran keuangan triliunan dolar AS milik para super-kaya dunia, ke perusahaan offshore di negara tax havens. Di antara aliran uang itu, terdapat milik miliuner Rusia Yuri Milner yang masuk sebagai investasi ke Facebook Inc dan Twitter Inc.
ADVERTISEMENT
Milner merupakan orang dekat Presiden Rusia, Vladimir Putin. Dia juga merupakan mitra bisnis Jared Kushner, penasihat senior Presiden Donald Trump. Menurut laporan hasil investigasi International Consortium of Investigative Journalist (ICIJ), yang dikutip dari Market Watch, Facebook dan Twitter menerima dana itu melalui dua lembaga keuangan Rusia.
Data soal ini menjadi sensitif, mengingat Pemilu presiden AS 2016 yang dimenangkan Donald Trump, diduga dipengaruhi intervensi Rusia. Hal ini antara lain dilakukan melalui Facebook. Dalam laporan hasil investigasi Facebook, ditemukan 470 akun palsu yang dikendalikan oleh Rusia untuk mempengaruhi pemilih AS.
Kasus ini sedang diselidiki kejaksaan agung AS. Namun dalam beberapa kesempatan, Kremlin membantah tudingan campur tangan itu.
Dilansir Forbes, Milner menanamkan dananya di Facebook dan Twitter melalui perusahaan modal ventura miliknya, Digital Sky Technologies (DST). Namun saham di Facebook dan Twitter telah dilepas Milner, dan kini dia beralih ke Spotify dan Airbnb.
Pertemuan Trump dan Putin. (Foto: REUTERS/Carlos Barria)
zoom-in-whitePerbesar
Pertemuan Trump dan Putin. (Foto: REUTERS/Carlos Barria)
Melalui DST, Milner yang kekayaannya ditaksir sebesar 3,5 miliar dolar AS, juga menguasai perusahaan-perusahaan teknologi di China. Seperti online riteler Alibaba dan JD.com, serta produsen smartphone Xiaomi.
ADVERTISEMENT
‘Paradise Papers’ menemukan dana ratusan juta dolar untuk investasi tersebut berasal dari VTB, sebuah bank Rusia yang dikendalikan negara, dan Gazprom Investholding, lembaga keuangan Rusia lainnya, yang juga milik negara.
Namun kepada The Guardian, Milner mengatakan investasinya tidak untuk membeli pengaruh di Facebook dan Twitter. “Tak ada motivasi politik. Ini semata-mata bisnis," katanya.