Selain Gubernur BI, 5 Kepala Bank Sentral Asia Akan Akhiri Jabatannya

23 Februari 2018 10:22 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gedung Bank Indonesia. (Foto: Nicha Muslimawati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Gedung Bank Indonesia. (Foto: Nicha Muslimawati/kumparan)
ADVERTISEMENT
Enam gubernur bank sentral di Asia, termasuk Indonesia, akan mengakhiri masa jabatannya pada tahun ini. Selain Gubernur Bank Indonesia, Agus Martowardojo, lima kepala bank sentral yang lain adalah China, Jepang, Korea Selatan, Indonesia, Taiwan, dan Selandia Baru.
ADVERTISEMENT
Agus yang menjabat sejak 2013, dinilai memiliki komunikasi yang baik dengan pasar. Sepanjang masa kepemimpinannya, BI telah menurunkan bunga acuan hingga 8 kali. Mantan Menteri Keuangan itu, masih bisa diangkat lagi untuk periode kedua.
Namun siapa pun yang nantinya menjabat orang nomor satu di BI, akan menghadapi tantangan normalisasi perekonomian Amerika Serikat (AS). Hal ini bisa memicu modal keluar dari Indonesia, sehingga BI dihadapkan pada dilema kebijakan menaikkan suku bunga.
Gubernur BI, Agus Dermawan Wintarto Martowardojo (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur BI, Agus Dermawan Wintarto Martowardojo (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
Sukses kepemimpinan bank-bank sentral di Asia ini, menjadi perhatian global karena keenam negara tersebut merupakan motor penggerak perekonomian dunia. Dana Moneter Internasional (IMF) menyebut, kekuatan ekonomi negara-negara itu meliputi dua pertiga perekonomian global.
Dikutip dari berbagai sumber, di antara para kepala bank sentral itu, sebagiannya diperkirakan akan kembali diangkat untuk masa jabatan yang kedua. Kalau pun ada suksesi, ekonom memperkirakan itu semata-mata hanya pergantian orang. Sedangkan corak kebijakannya akan tetap sama.
ADVERTISEMENT
"Keberlanjutan kebijakan sepertinya akan menjadi faktor utama dalam memilih pejabat gubernur baru di bank sentral tersebut," kata Kepala Ekonom Asia Pasifik untuk IHS Markit di Singapura, Rajiv Biswas, seperti dikutip dari Strait Times.
1. China
Mata uang Renminbi (Foto: AFP/Frederic Brown)
zoom-in-whitePerbesar
Mata uang Renminbi (Foto: AFP/Frederic Brown)
Gubernur the People Bank of China (PBOC) Zhou Xiaochuan, merupakan kepala bank sentral dengan jabatan terlama di antara negara-negara G20. Zhou sudah menjadi orang nomor satu di bank sentral China, sejak 2002 atau 16 tahun yang lalu.
Belum ada kepastian, apakah dia akan kembali diangkat di jabatan yang sama atau diganti pejabat baru. Siapa pun pemimpin baru PBOC, harus menghadapi tantangan mengelola beban utang luar negeri dengan dampak seminimal mungkin.
2. Jepang Gubernur Bank of Japan (BoJ), Haruhiko Kuroda telah memimpin bank sentral sejak Maret 2013. Pria 73 tahun itu jabatannya akan berakhir pada April 2018. Sejumlah survei dan pandangan ekonom menunjukkan, kemungkinan besar dia akan kembali dipercaya memimpin BoJ.
Haruhiko Kuroda, Janet Yellen, dan Mario Draghi (Foto: REUTERS/Jade Barker)
zoom-in-whitePerbesar
Haruhiko Kuroda, Janet Yellen, dan Mario Draghi (Foto: REUTERS/Jade Barker)
Jika prediksi itu benar terjadi, merupakan pertama kalinya sejak 1956, pimpinan BoJ diangkat untuk dua periode. Namun pengangkatan itu harus melalui proses yang sama, yaitu melalui usulan oleh Perdana Menteri Shinzo Abe ke Parlemen untuk mendapat persetujuan.
ADVERTISEMENT
3. Korea Selatan Gubernur Bank of Korea (BoK) memiliki masa jabatan empat tahun. Lee Ju-yeol yang memimpin BoK saat ini, masa jabatannya akan berakhir pada tanggal 31 Maret 2018. UU di negara itu memungkinkan gubernur bank sentral menjabat hingga dua periode. Namun sejak 1970, belum pernah ada yang mendapat perpanjangan penugasan seperti itu.
Namun Lee berpeluang besar kembali diangkat memimpin bank sentral, meskipun dia diangkat oleh presiden terdahulu, Park Geun-hye, bukan presiden Moon Jae-in yang menjabat saat ini. Lee telah memangkas suku bunga ke rekor terendah 1,25%. Namun sejak Juni, BoK memberi sinyal kenaikan suku bunga.
4. Taiwan Untuk pertama kalinya dalam dua dekade, Taiwan sedang mencari gubernur bank sentral yang baru. Wakil Gubernur Yang Chin-long, disebut-sebut sebagai kandidat kuat menggantikan gubernur saat ini, Perng Fai-nan. Jabatan Perng akan berakhir pada bulan Februari ini.
Hari Kemerdekaan Taiwan (Foto: REUTERS/Tyrone Siu)
zoom-in-whitePerbesar
Hari Kemerdekaan Taiwan (Foto: REUTERS/Tyrone Siu)
Meski pergantian kepemimpinan bank sentral Taiwan benar terjadi, diperkirakan orientasi kebijakannya tak akan banyak berubah. Kalau pun bank sentral menaikkan suku bunga, itu hanya merupakan pengetatan sederhana pada tahun ini.
ADVERTISEMENT
5. Selandia Baru Gubernur the Reserve Bank of New Zealand saat ini dijabat oleh seorang pelaksana tugas, yakni Grant Spencer. Dia diangkat pada September tahun lalu menggantikan Graeme Wheeler yang mengundurkan diri. Masa jabatan Spencer akan berakhir pada Maret tahun ini.
Siapa pun yang ditunjuk sebagai pemimpin bank sentral, harus siap menghadapi perubahan fokus kerja. Ini karena dinamika politik Partai Buruh, yang saat ini memerintah Selandia Baru. Partai Buruh ingin bank sentral fokus pada pengelolaan inflasi, serta menambahkan 3 orang di struktur kepemimpinan bank sentral.