PKB: Elektabilitas Jokowi Masih di Bawah 40 Persen, Perlu Kerja Keras

3 Desember 2017 20:28 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jokowi di HUT ke 72 PGRI. (Foto: Yudhistira Amran Saleh/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Jokowi di HUT ke 72 PGRI. (Foto: Yudhistira Amran Saleh/kumparan)
ADVERTISEMENT
Sekretaris Jenderal PKB, Abdul Kadir Karding meminta Joko Widodo (Jokowi) untuk terus bekerja keras guna mendokrak elektabilitasnya jelang pemilihan presiden 2019. Pasalnya, elektabilitas Jokowi belum melebihi angka 40 persen.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan hasil survei Indo Barometer, elektabilitas Jokowi masih yang teratas dengan 34,9 persen. Disusul Prabowo Subianto dengan 12,1 persen pada peringkat kedua. Kemudian, posisi tiga besar ditutup Anies Baswedan dengan 3,6 persen.
"Untuk logika statistik dan survei, saya bukan ahlinya, tapi pengalaman saya ini suatu tantangan bagi Jokowi memacu tingkat kepuasan dan elektabilitas. Biasanya kalau inkumben tidak lebih dari 40 persen, harus ada upaya khusus dan sistematis dan kerja keras untuk menjaga peluang bertahan apabila Jokowi jadi Presiden," kata Karding, saat paparan survei Indo Barometer di kawasan Senayan, Jakarta Selatan, Minggu (3/12).
Survei Pilpres 2019 (Foto: Nabilla Fatiara/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Survei Pilpres 2019 (Foto: Nabilla Fatiara/kumparan)
Karding melanjutkan, pihaknya terus memberikan dukungan penuh kepada Jokowi guna meraih elektabilitas yang lebih baik lagi. Namun, anggota Komisi III DPR RI itu menilai saat ini pergerakan elektabilitas masih bakal berubah dengan cepat. Ia menilai, sikap politik masyarakat Indonesia belum stabil dan mudah terpengaruh.
ADVERTISEMENT
"Kesimpulan saya, politik kita belum sehat, belum terlalu stabil dan baik. Orang memilih masih berdasarkan keterkenalan dan kesukaan saja. Belum pada kualitas kepemimpinan," terangnya.
Ia menambahkan, saatnya masyarakat lebih cerdas untuk memilih. Karding melanjutkan, masyarakat harus mengetahui latar belakang serta kualitas calon pemimpin yang akan dipilih.
"Tugas kita ke depan, mendorong calon-calon pemimpin yang betul-betul dipilih karena kualitas kemampuan, kepemimpinan, ketulusan. Itu pandangan saya soal secara umum survei memilih masyarakat kita," tutupnya.
Survei Indo Barometer digelar pada periode 15-23 November 2017 dengan metode wawancara tatap muka dengan menggunakan kuesioner. Survei digelar di 34 provinsi seluruh Indonesia terhadap 1.200 responden dengan margin of error +/- 2,83 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. Metode penarikan sampel yaitu multistage random sampling. Responden merupakan penduduk Indonesia berusia di atas 17 tahun.
ADVERTISEMENT